Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 31/07/2015, 15:46 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com -
  PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) pada semester I tahun 2015 meraup laba bersih setelah pajak (NPAT) sebesar Rp 928 miliar. Angka ini  lebih rendah 7 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 996 miliar.

Sementara penyaluran kredit periode tersebut tumbuh 11 persen menjadi Rp 55,7 triliun, dibanding periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp 50 triliun. Sementara tingkat rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) hanya 0,8 persen.
 
“Sepanjang semester I-2015 situasi perekonomian dibayangi perlambatan pertumbuhan ekonomi dan penurunan daya beli masyarakat. Kami bersyukur BTPN tetap dapat bertumbuh, menjaga kualitas kredit dengan baik, dan tetap konsisten mengimplementasikan program pemberdayaan nasabah pada periode menantang tersebut,” kata Direktur Utama BTPN Jerry Ng, dalam siaran pers yang diterima Kompas.com.

Ia menyebutkan, BTPN terus memperkuat perannya dalam memberdayakan masyarakat berpenghasilan rendah serta pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), termasuk masyarakat prasejahtera produktif (mass market).

Penyaluran kredit UMKM tumbuh signifikan dan menjadi motor pertumbuhan. Portofolio kredit segmen ini mencapai Rp 14,8 triliun per akhir Juni 2015, tumbuh 32 persen (year-on-year/yoy). Jika dihitung secara year to date (ytd), atau dari posisi Desember 2014 yang tercatat Rp 12,7 triliun, kredit segmen UMKM meningkat 16 persen.

“Data ini memperlihatkan aktivitas bisnis di segmen UMKM tetap menggeliat, meski perekonomian sedang menghadapi tekanan. Kami tentu senang, dalam kondisi ini dapat terus meningkatkan partisipasi dalam membiayai UMKM,” kata Jerry.
 
Untuk menyesuaikan laju pertumbuhan kredit dan memperbaiki cost of fund, BTPN menyeimbangkan porsi pendanaan dengan memperhatikan kecukupan likuiditas. Per 30 Juni 2015, Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp 57,1 triliun, tumbuh 8 persen dari periode yang sama tahun lalu Rp 52,7 triliun.

Sementara itu, pendanaan yang bersumber dari pinjaman bilateral dan obligasi sebesar Rp 7,68 triliun, meningkat 22 persen dari periode tahun sebelumnya sebesar Rp 6,28 triliun. Dengan demikian, total funding BTPN mencapai Rp 64,8 triliun tumbuh 10 persen (yoy).
 
Dengan menyeimbangkan DPK dan kredit, BTPN mencatat tingkat rasio kredit terhadap simpanan (loan to deposit ratio/LDR) 98 persen. Namun, apabila memperhitungkan pendanaan dari obligasi dan pinjaman bilateral, rasio likuiditas BTPN berada di level 86 persen.

“Kami menyambut baik inisiatif regulator memasukkan obligasi dalam komponen penghitungan rasio likuiditas. Perluasan definisi LDR menjadi loan to funding ratio (LFR) dapat meningkatkan rasa percaya diri perbankan dalam meningkatkan kredit,” kata Jerry.
 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Di Tengah Perlambatan, Pekerja Digital Perlu Tingkatkan Ketrampilan

Di Tengah Perlambatan, Pekerja Digital Perlu Tingkatkan Ketrampilan

Work Smart
BRI Buka Lowongan Kerja hingga 8 Desember 2023, Simak Kualifikasinya

BRI Buka Lowongan Kerja hingga 8 Desember 2023, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Tingkatkan Pembiayaan Hijau, BSI Gandeng 3.300 Pengembang

Tingkatkan Pembiayaan Hijau, BSI Gandeng 3.300 Pengembang

Whats New
Menko Airlangga: Transformasi Digital pada Healthtech Industry jadi Kunci Manfaatkan Momentum Bonus Demografi

Menko Airlangga: Transformasi Digital pada Healthtech Industry jadi Kunci Manfaatkan Momentum Bonus Demografi

Whats New
Menko Airlangga Tegaskan Indonesia Siap Menjadi Produsen Kendaraan Listrik bagi Pasar Global

Menko Airlangga Tegaskan Indonesia Siap Menjadi Produsen Kendaraan Listrik bagi Pasar Global

Whats New
Miliarder Ini Sebut Rumah Mewah Tak Jamin Kebahagiaan

Miliarder Ini Sebut Rumah Mewah Tak Jamin Kebahagiaan

Whats New
Sirkuit Mandalika Dipakai Balap Mobil Porsche Sprint Challenge, Ini Kata InJourney

Sirkuit Mandalika Dipakai Balap Mobil Porsche Sprint Challenge, Ini Kata InJourney

Whats New
Bertemu CEO Bandara Jeddah, Menhub Tawarkan Kerja Sama Bandara Haji-Umrah

Bertemu CEO Bandara Jeddah, Menhub Tawarkan Kerja Sama Bandara Haji-Umrah

Whats New
Cara Menghitung Pertumbuhan Ekonomi, Rumus, dan Contohnya

Cara Menghitung Pertumbuhan Ekonomi, Rumus, dan Contohnya

Whats New
10 Indikator Pertumbuhan Ekonomi yang Paling Banyak Digunakan

10 Indikator Pertumbuhan Ekonomi yang Paling Banyak Digunakan

Whats New
BI dan Bank Sentral UEA Perluas Kerja Sama Moneter sampai Ekonomi Islam

BI dan Bank Sentral UEA Perluas Kerja Sama Moneter sampai Ekonomi Islam

Whats New
IHSG Sepekan Naik 0,72 Persen, Kapitalisasi Pasar BEI Bertambah Jadi Rp 11,12 Triliun

IHSG Sepekan Naik 0,72 Persen, Kapitalisasi Pasar BEI Bertambah Jadi Rp 11,12 Triliun

Whats New
Jawaban Anies saat Ditanya Urgensi Bangun IKN

Jawaban Anies saat Ditanya Urgensi Bangun IKN

Whats New
Suatu Perekonomian Dikatakan Mengalami Pertumbuhan Ekonomi Apabila...

Suatu Perekonomian Dikatakan Mengalami Pertumbuhan Ekonomi Apabila...

Whats New
Mendag Zulkifli Hasan Ajak Pelaku Usaha Perkuat Sinergi untuk Dukung Ekspor Produk Indonesia

Mendag Zulkifli Hasan Ajak Pelaku Usaha Perkuat Sinergi untuk Dukung Ekspor Produk Indonesia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com