Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonomi Tiongkok Melambat, BI Tak Yakin Harga Batubara RI Meroket

Kompas.com - 10/08/2015, 17:26 WIB
Penulis Yoga Sukmana
|
EditorErlangga Djumena

BALIKPAPAN, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) tak yakin harga komoditas batubara akan melonjak seperti kejadian tahun 2007-2008 silam. Pasalnya, kondisi ekonomi Tiongkok sebagai konsumen batubara tak lagi sama seperti delapan tahun silam.

"Apakah bisa harga komoditas kembali ke level tahun 2007? Menurut saya sulit," ujar Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara di Balikpapan, Jakarta, Senin (11/8/2015).

Lebih lanjut dia menjalakan, kondisi ekonomi Tiongkok saat ini tak seagresif tahun 2007 silam. Saat itu kata dia, pertumbuhan ekonomi negeri tirai bambu itu mencapai 12 persen setahun. Sementara saat ini, pertumbuhannya hanya 7 persen.

Menurut Mirza, Tiongkok saat ini membiarkan pertumbuhan ekonominya tak terlalu tinggi. Pasalnya, saat menggenjot ekonomi beberapa tahun silam, penggunaan batubara untuk industri di seantero daerah Tiongkok menjadi melonjak sehingga mengakibatkan pencemaran udara yang parah.

Selain itu kata dia, warga Tiongkok melakukan protes karena harga tanah menjadi mahal dan masyarakat kesulitan membeli rumah. "Berharap harga komoditas melonjak seperti 2007, sama saja mengharapkan ekonomi Tiongkok kembali ke 12 persen lagi. Kita harus realistis.  Dengan level pertumbuhan Tiongkok 7,5 persen, tidak akan membuat harga komoditas batubara seperti waktu itu," kata Mirza.

Saat ini, harga batubara dipasaran hanya sekitar 50-an dollar per ton. Padahal, tahun 2007-2008 lalu, harinya sempat mencapai 70-an dollar AS per ton. Akibat penurunan harga batubara itu, ekonomi daerah-daerah penghasil batubara di Indonesia yaitu Kalimantan, mengalami menurunan.

Menurut Mirza, penurunan ekonomi Kalimantan itu berdampak kapada pertumbuhan perekonomian nasional yang juga ikut loyo.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com