Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terimbas Devaluasi Yuan, Harga Minyak Mentah Anjlok ke Level Terendah 6 Tahun

Kompas.com - 12/08/2015, 07:29 WIB
NEW YORK, KOMPAS.com - Harga minyak AS merosot ke tingkat terendah dalam lebih dari enam tahun pada perdagangan Selasa (11/8/2015) waktu setempat (Rabu pagi WIB), setelah devaluasi mata uang mengejutkan di Tiongkok mengangkat kekhawatiran tentang ekonomi terbesar kedua di dunia itu.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September, jatuh 1,88 dollar AS ditutup pada 43,08 dollar AS per barrel di New York Mercantile Exchange, tingkat terendah sejak Maret 2009.

Patokan Eropa, minyak mentah Brent untuk pengiriman September, turun 1,23 dollar AS menjadi 49,18 dollar AS per barrel di perdagangan London.

Bank sentral Tiongkok mendevaluasi mata uang yuan pada Selasa hampir dua persen terhadap dollar AS, sebagai upaya untuk mendorong reformasi pasar, dalam konteks ekonomi sedang melambat.

Langkah ini mengejutkan pasar dan menyebabkan gelombang penjualan di bursa ekuitas AS dan Eropa, serta di banyak bursa komoditas.

"Pasar telah mentafsirkan langkah itu sebagai tanda bahwa kesehatan ekonomi Tiongkok mungkin lebih buruk, bahkan dari apa yang data resmi tunjukkan," kata analis Forex.com Fawad Razaqzada.

"Jelas langkah Tiongkok mendevaluasi mata uangnya sangat mempengaruhi pasar secara umum," kata John Kilduff, mitra pendiri pada Again Capital.

"Tiongkok jelas penting untuk cerita permintaan ketika kita melihat ke depan," tambah Kilduff.

Pedagang juga khawatir bahwa data minyak baru di hari mendatang akan menunjukkan memburuknya kelebihan pasokan global. Ini termasuk-laporan persediaan minyak mingguan pada Rabu dari Departemen Energi AS.

"Ada kekhawatiran angka permintaan akan lumpuh dan data akan menunjukkan kelebihan pasokan," kata Bob Yawger dari Mizuho Securities.

Turunnya harga minyak juga didorong oleh meningkatnya produksi minyak mentah dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC). Menurut laporan pasar minyak bulanan OPEC yang dirilis Selasa, produksi minyak mentah OPEC pada Juli 2015 ini, meningkat 101.000 barrel per hari menjadi rata-rata 31,51 juta barrel per hari.

Sementara pasokan minyak non-OPEC diperkirakan akan tumbuh sebesar 960.000 barrel pada 2015, menyusul revisi naik 900.000 barrel, karena produksi yang lebih tinggi dari perkiraan dari produsen non-OPEC, terutama di luar Amerika Utara.

OPEC mempertahankan kuota produksi 30 juta barrel per hari pada pertemuan Juni. Produksi kartel menyumbang sekitar 40 persen dari produksi minyak mentah global.

Menteri Energi Aljazair Salah Khebri mengatakan pada Senin bahwa OPEC tidak memiliki rencana untuk pertemuan darurat guna membahas penurunan harga minyak sebelum pertemuan berikutnya yang dijadwalkan pada Desember. Aljazair adalah salah satu anggota OPEC.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com