Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menko Perekonomian Darmin Nasution, Kenyang 'Asam-Garam' Dunia Ekonomi

Kompas.com - 12/08/2015, 14:09 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Perombakan Kabinet Kerja akhirnya terwujud. Presiden Joko "Jokowi" Widodo mengganti beberapa menterinya, yang salah satunya adalah di posisi Menteri Koordinator Perekonomian. 

Sebelumnya, posisi itu dijabat oleh Sofyan Djalil, namun dalam perombakan ini posisi Sofyan digantikan oleh Darmin Nasution.

Darmin Nasution adalah profil yang tak asing bagi publik. Sebelumnya, dia pernah menjabat sebagai Gubernur Bank Indonesia (BI) pada 2010-2013. Pria yang lahir 21 Desember 1948 itu menggantikan posisi Boediono yang saat itu maju sebagai Wakil Presiden.

Karier Darmin yang berhubungan dengan kebijakan fiskal dan moneter terbilang cukup matang. Pada periode 2005-2006, Darmin menduduki sebagai Ketua Bapepam dan Lembaga Keuangan. Selanjutnya pada periode 2006-2009, dia menjabat sebagai Direktur Jenderal Pajak Kementerian Keuangan (Kemenkeu), sebelum kemudian dipercaya untuk menduduki posisi sebagai Deputi Gubernur Senior BI.

Pria kelahiran Tapanuli, Sumatera Utara ini meraih gelar Doktor Ekonomi dari Universitas Paris, Sorbonne, Perancis pada 1986.

Di tengah karirnya yang cemerlang, nama Darmin Nasution sempat dikait-kaitkan dengan kasus mafia pajak Gayus Tambunan. Pada beberapa sidang sebelum putusan, Gayus sempat menyebutkan Dirjen Pajak saat masih dijabat Darmin Nasution sebagai pihak yang ikut bertanggungjawab dalam keringanan pajak untuk PT Surya Alam Tunggal (SAT).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Earn Smart
Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Spend Smart
Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Whats New
Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com