Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dollar AS Menguat, Harga Emas Dunia Turun

Kompas.com - 14/08/2015, 08:31 WIB
NEW YORK, KOMPAS.com - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange ditutup lebih rendah pada Kamis (13/8/2015) waktu setempat (Jumat pagi WIB), menghentikan keuntungan beruntun selama lima hari, karena dollar AS menguat dan permintaan global untuk logam mulia turun.

Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Desember melorot 8 dollar AS atau 0,71 persen menjadi di 1.115,60 dolar AS per ounce.

Emas berada di bawah tekanan ketika Indeks dollar AS naik 0,2 persen menjadi 96,47 pada pukul 18.29 GMT. Indeks adalah ukuran dari dollar terhadap sekeranjang mata uang utama.

Emas dan dollar biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika dollar naik maka emas berjangka akan jatuh, karena emas yang diukur dengan dollar menjadi lebih mahal bagi para investor.

Harga emas juga mendapat tekanan tambahan menyusul laporan yang dirilis oleh Dewan Emas Dunia (WGC) pada Kamis. Laporan itu mengatakan permintaan emas mencapai tingkat terendah dalam enam tahun terakhir.

Permintaan emas global melemah pada kuartal kedua akibat penurunan pembelian di negara-negara konsumen utama, Tiongkok dan India, WGC mengatakan pada Kamis.

"Jumlah permintaan mencapai 915 ton, jatuh 12 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, terutama karena penurunan permintaan dari konsumen di India dan Tiongkok," kata WGC dalam laporan kuartalan terbarunya.

"Namun, permintaan di Eropa dan Amerika Serikat meningkat, didorong oleh bauran meningkatnya kepercayaan para pembeli perhiasan dan permintaan yang kuat untuk emas batangan dan koin.

"Ke depan, ada tanda-tanda menggembirakan bergerak ke dalam kuartal tersibuk secara tradisional untuk membeli emas di India dan Tiongkok," tambah WGC.

Harga emassempat merosot pada Juli, mencapai tingkat terendah dalam lebih dari lima tahun di 1.072,35 dollar AS per ounce. Sejak itu berbalik naik kembali di atas 1.100 dollar AS per ounce.

Analis juga mencatat bahwa meningkatnya minat dalam ekuitas menempatkan tekanan lain pada logam mulia, karena para pedagang terus menghargakan harapan untuk kenaikan suku bunga AS.

Perak untuk pengiriman September turun 7,7 sen, atau 0,50 persen, ditutup pada 15,399 dollar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober turun 4,9 dollar AS, atau 0,49 persen, menjadi 995,00 dollar AS per ounce.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com