Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Pemerintah Sunat Subsidi Listrik Rp 23,1 Triliun

Kompas.com - 14/08/2015, 20:42 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah memangkas subsidi listrik untuk tahun anggaran 2016 sebesar Rp 23,1 triliun. Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro menuturkan, dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2016, subsidi listrik dianggarkan sebesar Rp 50 triliun.

Dalam APBN Perubahan 2015, subsidi listrik disepakati sebesar Rp 73,1 triliun. Artinya, subsidi listrik turun Rp 23,1 triliun. "Subsidi listrik dianggarkan Rp 50 triliun, turun dari tahun ini Rp 73,1 triliun," kata Bambang dalam konferensi pers di Kantor BKPM, Jakarta, Jumat (14/8/2015).

Bambang mengatakan, pemerintah akan melanjutkan pemberian subsidi tetap untuk bahan bakar minyak (BBM) jenis solar dan subsidi (selisih harga) untuk minyak tanah dan LPG tabung 3 kilogram. Namun, pemerintah akan melakukan perubahan sistem subsidi menjadi lebih tepat sasaran melalui subsidi langsung untuk listrik.

Menurut dia, pemerintah akan memberikan subsidi listrik kepada 30 juta pelanggan rumah tangga golongan 450 VA dan sebagian pelanggan berdaya listrik 900 VA. Subsidi listrik yang sebesar Rp 50 triliun tersebut sudah termasuk subsidi terutang (carry over ke PLN) sebesar Rp 10 triliun.

Pemerintah memangkas subsidi listrik karena banyak pelanggan rumah tangga berdaya 900 VA yang pemakaiannya tinggi, dan tidak mencerminkan konsumen rumah tangga miskin.

"Tidak ada perubahan untuk subsidi 450 VA, tetapi yang 900 VA ada karena ada yang pemakaiannya sampai di atas 60 kWh. Ini tidak dikategorikan rumah tangga miskin, tetapi apartemen, ruko kecil, ataupun tempat indekos. Dia tidak berhak," kata Bambang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Peleburan 7 BUMN Karya Ditargetkan Rampung September 2024

Peleburan 7 BUMN Karya Ditargetkan Rampung September 2024

Whats New
Relaksasi Harga Gula Akan Berakhir, Pengusaha Ritel Berharap Stok Terjamin

Relaksasi Harga Gula Akan Berakhir, Pengusaha Ritel Berharap Stok Terjamin

Whats New
Komitmen Dorong Inklusi Keuangan, Bank Mandiri Perkuat Peran Mandiri Agen

Komitmen Dorong Inklusi Keuangan, Bank Mandiri Perkuat Peran Mandiri Agen

Whats New
Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Whats New
Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Whats New
Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Whats New
Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Whats New
Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Whats New
Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Whats New
Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Whats New
IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

Whats New
Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Whats New
Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Whats New
Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Whats New
Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Rilis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com