Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Batasi Pembelian Valas Jadi 25.000 Dollar AS

Kompas.com - 21/08/2015, 08:55 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) akan membatasi pembelian valuta asing (valas) menjadi 25.000 dollar AS dari 100.000 dollar AS untuk transaksi tanpa underlyingatau keperluan tertentu.

"Yang dibatasi transaksi tanpa underlying, yang tidak ada keperluan apa-apa. Misalnya beli untuk tabungan itu tidak ada underlying-nya, beli dollar untuk disimpan, itu yang tidak boleh," ujar Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara, Kamis (20/8/2015).

Ia menuturkan untuk transaksi dengan underlying seperti mengimpor barang dan membayar utang luar negeri, tidak akan diberlakukan pembatasan.

Kebijakan pembatasan pembelian valas transaksi tanpa underlying tersebut, ujar dia, dilakukan karena BI melihat terdapat kelebihan likuiditas di jangka pendek yang ada dalam situasi ekonomi yang sedang melemah seperti sekarang.

Kelebihan likuiditas itu, menurut dia, tidak akan digunakan dalam kegiatan ekonomi riil karena ekonomi yang melambat, melainkan akan digunakan untuk kegiatan-kegiatan yang bersifat spekulatif.

"Itulah mengapa BI kemarin di rapat Dewan Gubernur ada perubahan dalam strategi operasi moneter, kita tidak mengubah suku bunga tapi ada perubahan strategi moneter," tutur Mirza.

Mirza menuturkan perubahan strategi moneter itu dilakukan untuk menggeser likuiditas di sistem keuangan yang kini agak menumpuk di overnight atau pergerakan suku bunga semalam sehingga perlu digeser agar likuiditas pas.

Sementara peraturan pembatasan tersebut, tutur dia, akan diterbitkan satu hingga dua hari ke depan. "Sangat segera, saya kira dalam satu hingga dua hari ini akan diterbitkan ya aturan tentang itu," ujar dia.

Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS masih bergerak pada kisaran Rp 13.800, setelah sebelumnya berada pada angka Rp 13.400-Rp 13.500, ketika Tiongkok belum melakukan devaluasi yuan hingga empat persen.

Kurs rupiah masih mendapatkan kesempatan untuk bergerak menguat dalam beberapa hari terakhir, karena dollar AS mengalami sedikit depresiasi akibat pelaku pasar mengantisipasi kemungkinan The Fed menyesuaikan suku bunga pada September. (Yudho Winarto)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com