Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/08/2015, 09:36 WIB
Robertus Benny Dwi Koestanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada awal perdagangan akhir pekan ini, Jumat (21/8/2015), masih tertekan. Rupiah kembali melemah hingga mendekati level psikologis 14.000.

Data Bloomberg pada pukul 08.45 WIB menunjukkan, mata uang Garuda anjlok ke posisi 13.932 per dollar AS, dibandingkan penutupan kemarin pada level 13.885.

Pada perdagangan hari ini, sentimen eksternal dan internal bakal memengaruhi posisi tukar rupiah. Penurunan indeks dollar AS berhadapan dengan pengaruh penurunan harga minyak di pasar global.

"Ruang pelemahan rupiah masih ada jika melihat harga minyak yang turun tajam semalam. Namun, pelemahan indeks dollar AS yang dipicu menurunnya harapan kenaikan suku bunga AS berpeluang mencegah pelemahan yang terlalu dalam," demikian riset Samuel Sekuritas Indonesia pada pagi ini.

Indeks dollar AS turun bersamaan dengan penurunan imbal hasil obligasi AS serta indeks saham AS. Angka jobless claims yang naik berhasil menekan harapan kenaikan suku bunga AS yang beberapa hari lalu sempat naik menyusul rilis notulensi pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC).

Dari Eropa, pengunduran diri Perdana Menteri Yunani ternyata disambut baik jika melihat euro yang naik tajam hingga malam tadi. Adapun pagi ini, angka manufaktur Tiongkok yang diperkirakan stabil pun ditunggu. Angka manufaktur AS yang dirilis pada malam nanti juga diperkirakan stabil. Dollar AS masih kuat di Asia, walaupun penguatan indeks dollar AS sudah semakin terkoreksi.

Rupiah juga terbawa arus untuk melemah hingga Rp 13.885 per dollar AS pada sore kemarin. Harga komoditas yang terus turun juga semakin menggerus ekspektasi perbaikan ekspor Indonesia ke depan.

Baca juga: BI Batasi Pembelian Valas Jadi 25.000 Dollar AS

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com