Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Infrastruktur dan Pupuk Jadi Kendala Program Transmigrasi

Kompas.com - 24/08/2015, 17:41 WIB

KOMPAS.com - Infrastruktur dan ketersediaan pupuk rupanya menjadi kendala dalam pelaksanaan program transmigrasi. Kedua hal itu mengemuka dalam seminar ketransmigrasian yang diselenggarakan di Jakarta pada Senin (24/8/2015). Acara yang menghadirkan pembicara antara lain Menteri  Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal

(PDT), dan Transmigrasi Marwan Jafar, Direktur Jenderal Perluasan dan Pengolahan Lahan Direktorat Jenderal dan Prasarana Pertanian Kementerian Pertanian Prasetyo Nuchsin, Direktur Jenderal Penataan Agraria Doddy Imran Cholid, dan Bupati Maluku Tengah Tuasikal Abua itu mengetengahkan informasi-informasi mengenai program transmigrasi, pengelolaan pertanian, dan status tanah.

Infrastruktur di wilayah transmigrasi menjadi sorotan. Pasalnya, berbagai temuan menunjukkan bahwa wilayah baru untuk para transmigran acap belum memiliki prasarana jalan yang baik. Ada juga wilayah yang belum memunyai jaringan pengairan atau irigasi. Padahal, wilayah-wilayah baru itu dikhususkan untuk pertanian.

Menyangkut pertanian, ketersediaan pupuk juga masih menjadi tantangan tersendiri. Idealnya, pengelolaan pertanian memerlukan pupuk yang memadai.

Kerja sama

Catatan dari Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi menunjukkan ada potensi lahan cadangan di 619 kawasan transmigrasi yang tersebar di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Indonesia Bagian Timur. Pada 24 dari 34 provinsi di Indonesia teridentifikasi potensi lahan pertanian tanaman pangan mencapai 3,4 juta hektare. Namun, dari jumlah itu, baru seluas 690.000 hektare yang dapat dikembangkan.  Sementara itu, ada potensi lahan perkebunan seluas 11,9 juta hektare yang dapat dikembangkan untuk pertanian lahan kering seluas 580.000 hektare.  

Sementara itu, kementerian juga mencatat bahwa program transmigrasi memerlukan kerja sama dengan enam instansi. Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi harus bekerja sama dengan Kementerian Pertanian untuk pencetakan sawah dan benih.

Lalu, program transmigrasi juga memerlukan kerja sama dengan Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR) untuk percepatan penyelesaian sertifikasi hak penggunaan lahan (HPL) dan hak milik. "Sertifikasi harus menjadi modal bagi para transmigran, " kata Doddy.

Kerja sama lainnya adalah dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk penglepasan kawasan hutan. Sementara, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat juga mesti diajak serta untuk pembangunan jaringan irigasi dan infrastruktur jalan.

Kemudian, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota ikut berperan dalam hal fasilitas kemitraan, pemasaran hasil para transmigran, perizinan, identifikasi calon petani dan calon lahan (CPCL).

Selanjutnya, Kementerian ATR punya target sertifikasi 9 juta hektare lahan. Sedangkan, Kementerian Pertanian mesti mewujudkan 11,6 juta hektare sawah baru. Hingga kini, pencetakan sawah baru terealisasi 8,2 juta hektare.    

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Utang Pemerintah ke Bulog Capai Rp 16 Triliun, Dirut: Hampir Semua Sudah Dibayarkan

Utang Pemerintah ke Bulog Capai Rp 16 Triliun, Dirut: Hampir Semua Sudah Dibayarkan

Whats New
Kian Susut, Surplus APBN Tinggal Rp 8,1 Triliun

Kian Susut, Surplus APBN Tinggal Rp 8,1 Triliun

Whats New
IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

Whats New
Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Whats New
Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Whats New
Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com