"Saya masih percaya pemerintah bisa atasi gejolak ekonomi saat ini. Maaf, sebaiknya lebih fokus dan serius, serta cegah hal-hal yang tak perlu," tulis SBY seperti dikutip dari akun resmi Twitternya, Selasa (25/8/2015).
Menurut dia, di jajaran kabinet dan pemerintah saat ini banyak yang memahami ekonomi dan bisa ikut mengatasi gejolak saat ini. "Perlu tim kerja yang solid dan efektif," tambahnya.
Indonesia, sebut dia memang sering alami gejolak. "Dalam krisis 98 ekonomi kita jatuh, tetapi dalam krisis gobal 2008 kita selamat. Ambil pengalamannya," tambahnya.
SBY menyebutkan, pada krisis tahun 2008-2009, Indonesia bisa meminimalkan dampak krisis global, karena pemerintah pusat dan daerah, dunia usaha, BUMN, ekonom, dan pimpinan media bersatu.
"Saat ini, yang diperlukan adalah kepemimpinan dengan direktif yang jelas; solusi,kebijakan dan tindakan yang cepat dan tepat;serta dukungan semua pihak," tegasnya.
Dia menyebutkan masyarakat Indonesia sudah merasakan dampak gejolak ekonomi global. Untuk itu, pemerintah harus mencegah masyarakat tidak makin cemas, kehilangan kepercayaan, dan hidupnya makin susah.
"Menurut saya, manajemen krisis harus diberlakukan. Jangan underestimate dan jangan terlambat. Apalagi pasar dan pelaku ekonomi mulai cemas," sebutnya.
baca juga: Rupiah Melemah, Siap-siap Rogoh Kocek Lebih Dalam...
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanKunjungi kanal-kanal Sonora.id
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.