Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Batan: Kementerian ESDM Rekomendasikan Pembangunan PLTN pada 2024

Kompas.com - 27/08/2015, 04:46 WIB
YOGYAKARTA, KOMPAS.com- Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional Djarot S Wisnubroto mengatakan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral telah merekomendasikan pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir di Indonesia pada 2024.

"Oleh karena itu, Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) mengharapkan pemerintah mencanangkan 'Indonesia go nuclear' pada 2015. Sehingga, rekomendasi Kementerian ESDM itu bisa segera direalisasikan," kata Djarot di Yogyakarta, Rabu.

Usai menghadiri wisuda sarjana Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir (STTN), Djarot mengatakan, untuk pembangunan sebuah pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) normalnya memerlukan waktu tujuh hingga sepuluh tahun.

"Dengan demikian, hitung-hitungannya akan pas jika pemerintah mencanangkan go nuclear pada 2015. Pembangunan PLTN memerlukan waktu lama, karena kami harus hati-hati dan mengutamakan faktor keamanan," ucapnya.

Menurut Djarot, untuk melakukan survei dan menentukan tapak memerlukan waktu tiga tahun. Pihaknya harus memastikan rekam jejak kegempaan pada tapak tersebut, bahkan hingga seribu tahun ke belakang.

"Jadi, kami tidak akan main-main untuk masalah keamanan. Jika PLTN yang dirancang didirikan di Bangka Belitung itu terealisasi, akan mampu menghasilkan pasokan listrik sebesar 5.000 megawatt," kata Djarot.

Ia mengatakan pihaknya optimistis dengan pengembangan pemanfaatan nuklir di Indonesia karena jajak pendapat yang dilakukan lembaga independen tentang penerimaan masyarakat terhadap nuklir terus menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun.

Jajak pendapat pada November 2014 terhadap 3.000 responden, kata dia, sebanyak 72 persen responden menyatakan mendukung PLTN.

Menurut dia, dari 3.000 responden itu, 1.000 di antaranya khusus untuk masyarakat Bangka Belitung dan hasilnya sebesar 51,5 persen menyatakan mendukung. Hasil itu cukup mengejutkan sekaligus menggembirakan.

"Batan patut gembira karena jajak pendapat pada 2013 secara nasional hanya sebesar 61 persen dan khusus Bangka Belitung peningkatannya lebih besar karena pada 2013 hanya menunjukkan angka 28 persen yang menyatakan mendukung keberadaan PLTN," kata Djarot.

Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) Jazi Eko Istianto mengatakan izin untuk pembangunan PLTN normalnya selama 17 tahun. "Untuk studi tapak di Bangka Belitung itu Bapeten mengeluarkan izin hingga delapan tahun. Terserah Batan akan memerlukan berapa tahun," kata Jazi.

Sementara itu, Ketua STTN Yogyakarta Sutomo Budiarjo mengatakan sekolah tinggi yang dipimpinnya mewisuda sekaligus menyerahkan Sertifikat Izin Bekerja (SIB) kepada 77 sarjana.

"Sebanyak 77 sarjana itu terdiri atas 21 lulusan Program Studi Teknokimia Nuklir, 29 Program Studi Elektronika Instrumentasi, dan 27 lulusan Program Studi Elektromekanik," kata Sutomo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KKP Gelontorkan Rp 46,6 miliar untuk Teknologi Modern Budidaya Ikan Nila Salin

KKP Gelontorkan Rp 46,6 miliar untuk Teknologi Modern Budidaya Ikan Nila Salin

Whats New
Cadangan Devisa Merosot, Bos BI: Enggak Usah Insecure..

Cadangan Devisa Merosot, Bos BI: Enggak Usah Insecure..

Whats New
OJK Cabut Izin Usaha TaniFund, Ini Alasannya

OJK Cabut Izin Usaha TaniFund, Ini Alasannya

Whats New
Emiten Logistik Pertambangan MAHA Bakal Tebar Dividen, Simak Besarannya

Emiten Logistik Pertambangan MAHA Bakal Tebar Dividen, Simak Besarannya

Whats New
Bea Cukai Jember Sita 59 Liter Miras Ilegal Bernilai Belasan Juta Rupiah di Kecamatan Silo

Bea Cukai Jember Sita 59 Liter Miras Ilegal Bernilai Belasan Juta Rupiah di Kecamatan Silo

Whats New
IHSG Berakhir di Zona Merah, Rupiah Stabil

IHSG Berakhir di Zona Merah, Rupiah Stabil

Whats New
Laba Bersih PTBA Turun 51,2 Persen Menjadi Rp 5,2 Triliun pada 2023

Laba Bersih PTBA Turun 51,2 Persen Menjadi Rp 5,2 Triliun pada 2023

Whats New
PTBA Bakal Tebar Dividen Rp 4,6 Triliun dari Laba Bersih 2023

PTBA Bakal Tebar Dividen Rp 4,6 Triliun dari Laba Bersih 2023

Whats New
Bos BI: Kenaikan Suku Bunga Berhasil Menarik Modal Asing ke Pasar Keuangan RI

Bos BI: Kenaikan Suku Bunga Berhasil Menarik Modal Asing ke Pasar Keuangan RI

Whats New
Saat Persoalan Keuangan Indofarma Bakal Berujung Pelaporan ke Kejagung

Saat Persoalan Keuangan Indofarma Bakal Berujung Pelaporan ke Kejagung

Whats New
Luhut Perkirakan Pembangunan Bandara VVIP IKN Rampung Tahun Depan

Luhut Perkirakan Pembangunan Bandara VVIP IKN Rampung Tahun Depan

Whats New
5 Hal di CV yang Bikin Kandidat Tampak Lemah di Mata HRD, Apa Saja?

5 Hal di CV yang Bikin Kandidat Tampak Lemah di Mata HRD, Apa Saja?

Work Smart
Cegah Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU Tingkatkan Kerja Sama dengan Bea Cukai

Cegah Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU Tingkatkan Kerja Sama dengan Bea Cukai

Whats New
Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Whats New
Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com