President & General Manager Total E&P Indonesie, Hardy Pramono mengatakan, produksi sebesar itu dapat dicapai berkat upaya ekstra dan penerapan inovasi teknologi. Pada awal operasi, tekanan reservoir masih tinggi sehingga lapangan ini pun berproduksi secara alamiah tanpa menggunakan alat bantu.
Namun seiring dengan tuanya usia sumur, tekanan reservoir pun melemah. Sehingga dibutuhkan teknologi injeksi air sejak 1978 dan injeksi gas sejak 1995. Pengangkatan buatannya pun dengan mempergunakan gas lift dan electrical submersuble pump. Dari 600 sumur yang ada di lapangan ini, sebanyak 110 diantaranya masih berproduksi.
Dia mengakui dengan bertambahnya usia maka berbagai aset yang ada harus dirawat dengan baik. “Karena semakin rentan namun harus tetap aman dioperasikan, sementara produksi harus dipertahankan agar tetap baik,” kata dia dalam rilis, Jumat (28/8/2015).
Sekadar informasi, lapangan Handil ditemukan pada Maret 1974 dan mulai produksi pada Juli 1975. Lapangan ini berada di ujung delta Sungai Mahakam. Luas lapangan ini sekitar 40 kilometer persegi dengan cangan minyak terletak di zona utama, berada di kedalaman 1.500-2.700 meter di bawah permukaan tanah.
Pada tahun 1997, puncak produksi lapangan ini mencapai 194.000 bph, dan total produksinya selama 40 tahun mencapai 900 juta barel, dan lebih dari 1,879 TCF gas alam.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.