Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Produsen Rokok Mulai Terimbas Pelemahan Rupiah, Produksi Masih Normal

Kompas.com - 29/08/2015, 03:18 WIB

KUDUS, KOMPAS.com - Produsen rokok di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mulai terkena dampak pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat. Hal ini ditandai dengan naiknya biaya produksi.

Manajer Primary Proses Perusahaan Rokok Nojorono Kudus, Dedy Arianto, mengungkapkan bahwa beberapa bahan baku, di antaranya cigarette paper merupakan barang impor. Kemudian suku cadang mesin untuk memproduksi rokok juga naik setelah kurs rupiah terhadap dolar melemah. Namun, tidak disebutkan berapa kenaikan tersebut.

"Kenaikan biaya produksinya saat ini berkisar 5-10 persen," ujar Dedy di Kudus, Jumat (28/8/2015).

Meskipun terimbas oleh dampak pelemahan nilai tukar rupiah, lanjut dia, perusahaan belum perlu melakukan efisiensi di bidang tenaga kerja.

Apalagi, lanjut dia, semuanya disesuaikan dengan kondisi penjualan produk di pasar. "Selama penjualan masih bagus, tentunya aktivitas produksinya masih berjalan normal," ujarnya.

Sementara langkah efisiensi, kata dia, dilakukan berdasarkan skala prioritas agar biaya produksinya masih tetap kompetitif.

Terkait dengan pangsa pasar produk PT Nojorono, kata dia, selama ini dijual di pasar lokal.

Sementara Kepala Unit PR Gentong Gotri Kudus Agus Suparyanto mengungkapkan, bahan baku untuk membuat rokok di PR Gentong Gotri merupakan bahan baku lokal sehingga tidak terpengaruh dengan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

"Kalaupun ada dampak, biasanya terkait dengan daya beli masyarakat," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Heboh Loker KAI Dianggap Sulit, Berapa Sih Potensi Gajinya?

Heboh Loker KAI Dianggap Sulit, Berapa Sih Potensi Gajinya?

Whats New
Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Work Smart
Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Whats New
Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Whats New
Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Whats New
OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

Whats New
Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Whats New
LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Whats New
Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Whats New
Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Earn Smart
Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Whats New
Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Whats New
Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Whats New
Rincian Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 23 April 2024

Rincian Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 23 April 2024

Spend Smart
Pembentukan Badan Penerimaan Negara Masuk Dokumen Rencana Kerja Pemerintah 2025

Pembentukan Badan Penerimaan Negara Masuk Dokumen Rencana Kerja Pemerintah 2025

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com