Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mantan Menteri Perindustrian Ungkap Permasalahan yang Bikin Industri "Keok"

Kompas.com - 02/09/2015, 11:57 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Pemerintah menyadari satu hal yang bisa kembali mengerek pertumbuhan ekonomi ialah bersumber dari kuatnya sektor industri. Pekan ini, para menteri di bidang perekonomian pun merapatkan barisan untuk mengeluarkan paket kebijakan yang salah satu prioritasnya adalah adanya deregulasi industri.

Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI pun menyoroti pentingnya sektor industri dalam pertumbuhan ekonomi. Hari ini, Rabu (2/9/2015) mereka menggelar Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan menghadirkan mantan Menteri Perindustrian MS Hidayat dan Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Suryo Bambang Sulisto.

Dalam paparannya, MS Hidayat menyampaikan bahwa sejak dulu permasalahan sektor industri yang tidak pernah diselesaikan adalah ketersediaan energi dan bahan baku. Hidayat menuturkan, harga gas untuk industri baik sebagai bahan energi ataupun bahan baku mencapai 10 dollar AS per MMBTU.

Sementara itu sektor industri di negara-negara ASEAN lain mendapatkan harga gas jauh lebih murah antara 3,5 dollar AS sampai 5 dollar AS per MMBTU. “Dari komponen harga energi, kita sudah kalah. Belum lagi bunga. Mereka mendapatkan bunga 6 persen, kita 14 persen,” ungkap Hidayat.

Kondisi ini tak pelak menekan daya saing industri RI. Belum lagi urusan tingginya biaya logistik lantaran infrastruktur yang buruk. Hidayat mengatakan, dari 13 negara yang disurvei terdiri dari ASEAN plus Jepang, Taiwan, dan Hongkong, Indonesia menempati urutan kesembilan dalam daya saing industri.

Hidayat pun memberikan masukan agar pemerintah segera menentukan prioritas kebijakan untuk menyelamatkan sektor industri. Sebab, sektor industri ini terbukti pula menyerap banyak tenaga kerja.

Pada tahun 2014 tenaga kerja di sektor industri emncapai 13,3 persen dari total tenaga kerja RI, atau sebanyak 15,25 juta orang. Dalam RDPU tersebut,

Ketua Banggar DPR RI Ahmadi Noor Supit sependapat dengan Hidayat. Dia menyayangkan dua BUMN energi, PT Pertamina (Persero) dan PT PGN (Persero) Tbk yang masih menjual energi dengan harga tinggi kepada sektor industri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com