Dua miliarder Asia ini paling menderita kerugian akibat devaluasi yuan. Sebab, markas bisnis dua miliarder ini, yakni di Indonesia dan Malaysia, turut terkena efek pelemahan nilai tukar terhadap kurs dollar Amerika Serikat (AS).
Salim yang menguasai konglomerasi bisnis di Indonesia harus rela mengalami tekanan beban utang valas lebih besar pasca-devaluasi yuan. Berdasarkan hitungan Bloomberg, utang valas Salim mencapai 3,8 miliar dollar AS. Sementara itu, sebagai pemilik operator seluler Malaysia, Maxis Bhd, Krishnan memiliki utang 2,3 miliar dollar AS.
"Penderitaan" dua miliarder terkaya di Asia ini bakal semakin berat andai Bank Sentral AS atau The Fed memutuskan mengerek suku bunga acuan (Fed Rate) pada pertemuan 16-17 September ini. Yang jelas, pelemahan nilai tukar rupiah dan ringgit sudah menembus batas krisis Asia tahun 1998 silam.
Sebagai gambaran, sejak devaluasi yuan pada 11 Agustus 2015, ringgit telah melemah 7,6 persen ke level 4,24 per dollar AS. Pelemahan ringgit melampaui rupiah yang sudah anjlok 6,1 persen ke Rp 14,442 per dollar AS, Rabu (16/9/2015).
Nasib ringgit dan rupiah paling buruk ketimbang mata uang Asia lain. Peso hanya melemah 4,3 persen sejak awal tahun. Sementara itu, sejak devaluasi yuan, peso hanya terkoreksi 2 persen.
Lindung nilai
Dengan tumpukan utang valas menggunung, miliarder pemilik PT Indofood Sukses Makmur Tbk ini hanya melakukan lindung nilai (hedging) terhadap 10 persen dari total utang valasnya. Sementara itu, lembaga peringkat RAM Rating Services Bhd mengatakan, lindung nilai sudah dilakukan untuk seluruh utang valas Maxis Bhd sudah.
"Dampak penguatan dollar tergantung pada seberapa banyak hedging terhadap utang," kata Adeline Poh, analis di RAM Rating Services, seperti dikutip Bloomberg, Rabu (16/9/2015).
Lantaran sudah menerapkan hedging terhadap utang, saham Maxis terbilang tahan guncangan nilai tukar. Sejak awal tahun ini, saham Maxis stagnan atau turun tipis 2,2 persen di kisaran level 6,70 ringgit per saham.
Pada periode yang sama, saham Indofood milik taipan Salim telah terperosok 22,22 persen ke level 5.250 per saham. Predikat korporasi dengan rasio utang terbesar kedua di Indonesia ini turut menekan pamor saham Indofood. Mengacu data Bloomberg, rasio utang Indofood terhadap laba sebesar 3,44 kali. (Dessy Rosalina)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.