Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenhub: Kalau "Ngotot" Bangun Bandara Lebak, Pengembang Harus Terima Kenyataan...

Kompas.com - 18/09/2015, 12:37 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kementerian Perhubungan (Kemenhub) merespons dingin "kengototan" PT Maja Raya Indah Semesta (MRIS) untuk terus melanjutkan pembangunan bandara di Lebak, Banten. Menurut Kemenhub, MRIS harus menanggung semua risiko apabila pembangunan bandara itu terus lanjutkan.

"Iya betul (tanggung risikonya sendiri). Kalau mereka mau ngotot (bangun bandara di Lebak), silakan saja enggak apa-apa. Namun, mereka harus bisa menerima kenyataan bahwa mereka mempunyai keterbatasan ruang udara (airspace)," ujar anggota Staf Khusus Menteri Perhubungan, Hadi M Djuraid, saat dihubungi Kompas.com di Jakarta.

Menurut dia, risiko yang harus ditanggung MRIS karena keterbatasan ruang udara itu adalah tidak optimalnya operasionalisasi bandara. Selain itu, gerak pesawat yang akan mendarat dan lepas landasjuga akan sangat terbatas.

"Keterbatasannya itu karena ada Bandara Curug di sisi barat. Di sisi tenggara ada Bandara Atang Sanjaya. Di timur ada Bandara Rumpin. Di sebelah utara dan timur laut itu wilayah Soekarno-Hatta dan Halim. Di sisi utara juga ada wilayah milik Arhanud (Artileri Pertahanan Udara TNI), tempat latihan militer tembak-menembak. Nah, di belakangnya, sisi selatan, ada daerah pegunungan dengan ketinggian bukit, ada yang 5.000 feet, ada yang 11.000 feet," kata Hadi.

Dia mengatakan, dengan fakta itu, lokasi bandara Lebak sulit untuk memberikan keleluasaan pergerakan pesawat termasuk pemanduan saat akan landing. Di sisi lain, Kemenhub juga menyatakan bahwa pihaknya tak bisa mengorbankan airspace bandara-bandara yang ada di sekitar Lebak, Banten.

Sebelumnya, PT MRIS selaku pengembang sekaligus inisiator pembangunan bandara di Lebak, Banten, menyebut Menteri Perhubungan (Menhub) Ignasius Jonan tak mau memberikan izin pembangunan bandara tersebut. Meski tidak diizinkan, MRIS tetap ngotot membangun bandara yang disebut-sebut menjadi penopang Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

"Tetap investasi, masih, biarin aja, memangnya negara punya Pak Jonan? Bilangin aja, kata Pak Ishak, memangnya negara punya Pak Jonan sendiri?" ujar Direktur Utama PT MRIS Ishak saat dihubungi di Jakarta, Kamis (17/9/2015). (Baca: Pengembang Bandara Lebak: Memangnya Negara Ini Punya Jonan?)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com