Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komponen Pesawat N219 Ditargetkan 60 Persen Lokal

Kompas.com - 18/09/2015, 17:18 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah menargetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) untuk pesawat N219 mencapai 60 persen atau 20 persen lebih besar dari yang saat ini berlaku, 40 persen.

"Kami akan mendorong terus kalau bisa sampai 60 persen. Dengan begitu, industri komponen di dalam negeri bisa kembali pulih," kata Menteri Perindustrian Saleh Husin di Jakarta, Jumat (18/9/2015).

Pemerintah sedang membangun purwarupa N219 yang akan menjadi sarana dalam membangun konektivitas di daerah-daerah terpencil dan menjadi penggerak tumbuhnya industri komponen di dalam negeri.

"Hal ini memberikan peluang yang sangat besar bagi tumbuhnya industri komponen atau pendukung pesawat udara nasional serta membuka peluang investasi dan penyerapan tenaga kerja," ujar Saleh.

Ketua Indonesia Aircraft and Component Manufacturer Association (Inacom) Andi Alisyahbana menyebut N219 yang dibuat PT Dirgantara Indonesia memang dirancang untuk bisa menggunakan komponen dalam negeri.

Menurut dia, beberapa komponen sederhana dari pesawat itu bisa diperoleh di dalam negeri, namun cukup banyak komponen yang masih belum bisa diproduksi di Indonesia, terutama komponen yang sifatnya kompleks.

"Intinya, kami rancang pesawatnya sehingga masih memenuhi semua kriteria keamanan, tapi masih bisa menggunakan komponen yang lebih sederhana," ujar Andi.

Andi mengatakan, N219 akan keluar hanggar akhir Oktober 2015 dan mulai melewati uji terbang pada 2016 dan jika lolos N219 akan memperoleh sertifikasi terbang dari Kementerian Perhubungan sehingga mulai bisa dikomersilkan.

"Dengan keluarnya dari hanggar, proses N219 menuju komersialisasi sudah hampir setengahnya karena desainnya sudah jadi," kata Andi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com