Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berharap Dana Hasil Ekspor Masuk 12 Miliar Dollar AS

Kompas.com - 01/10/2015, 11:41 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) yakin diskon pajak bunga deposito bagi eksportir yang membawa masuk dana hasil ekspor ke perbankan dalam negeri menarik. Bahkan otoritas moneter ini menghitung, besarnya potensi dana hasil ekspor yang terserap dengan kebijakan ini akan mencapai 1 miliar dollar AS per bulan.

Direktur Eksekutif Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Juda Agung mengatakan, tidak semua DHE disimpan dalam bentuk deposito. Pasalnya, ada juga eksportir yang harus menggunakan untuk impor bahan baku. Nah selisih dari DHE dan kebutuhan impor itulah yang berpotensi untuk diserap oleh bank devisa dalam bentuk deposito.

Hitung-hitungan BI,  selisih antara DHE dan kebutuhan untuk impor mencapai 30 miliar dollar AS per tahun. "Namun kita ambil konservatif saja yaitu sebesar 12 miliar dollar AS per tahun," ujar Juda, Rabu (30/9/2015).

Dia mengatakan, total devisa hasil ekspor yang masuk sebagian besar dalam bentuk valuta asing, hanya 10 persen-12 persen saja yang dalam bentuk rupiah. Namun dengan insentif pemotongan pajak yang diberikan, BI berharap semakin banyak valas hasil ekspor yang disimpan ke perbankan lokal dan dikonversi menjadi rupiah.

Data BI menunjukkan nilai  devisa hasil ekspor kuartal II 2015 mencapai 30,2 miliar dollar AS, naik dibandingkan triwulan I yang 29,4 miliar dollar AS.

Sekadar mengingatkan. Menteri Keuangan Bambang Brojonegoro Selasa (29/9/2015) lalu telah mengumumkan insentif pajak bunga deposito untuk DHE. Jika sebelumnya pajak bunga deposito 20 persen, dipangkas berdasarkan lama mengendap dan bentuk valutanya.

Untuk deposito DHE dalam bentuk dollar AS yang mengendap selama 1 bulan, pajak bunganya diturunkan menjadi 10 persen. Lalu untuk jangka waktu tiga bulan, pajaknya hanya 7,5 persen, enam bulan 2,5 persen, dan diatas 9 bulan bebas dari pajak bunga deposito.

Jika eksportir menyimpan DHE dalam bentuk rupiah selama sebulan, tarif pajaknya dipotong menjadi 7,5 persen. Untuk deposito DHE selama tiga bulan pajaknya menjadi 5 persen, dan jangka waktu lebih dari 6 bulan akan dibebaskan dari pajak bunga deposito.

Bambang yakin insentif ini akan menarik, karena jika dibandingkan dengan negara Singapura, bunga deposito di  Indonesia setelah dikurangi pajak masih lebih tinggi 1 persen-2 persen. Apalagi menurut Bambang, tidak semua DHE yang diperoleh eksportir digunakan untuk modal kerja. Sebagian diantaranya justru mengendap di perbankan luar negeri. 

Kebijakan tambahan

Insentif berupa pemangkasan pajak bunga deposito khusus DHE menjadi bagian dari upaya BI memperkuat rupiah. Insentif ini masuk paket kebijakan ekonomi jilid II, terutama untuk meningkatkan jumlah devisa. Selain pemangkasan bunga deposito khusus DHE, Bank Indonesia juga mengeluarkan kebijakan lain.

Salah satu kebijakan itu adalah mempermudah transaksi jual forward valuta asing (valas) ataupun rupiah. Hal ini untuk meningkatkan suplai dan mengendalikan permintaan valas.

Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara bilang selama ini transaksi forward jual yang harus menggunakan underlying sebesar 1 juta dollar AS. Dengan kebijakan ini diperlonggar menjadi 5 juta dollar AS per transaksi per nasabah. Dengan naiknya batasan ini diharapkan akan meningkatkan transaksi jual valas. "Ini juga memperjelas underlying forward beli," katanya.

Menurutnya transaksi forward beli valas banyak digunakan untuk hedging atau membayar utang valas. Biasanya hal itu dilakukan oleh importir yang memerlukan valas. Namun di sisi lain eksportir jarang ada yang mau menjual forward.

Ekonom Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Dodi Arifianto mengatakan, paket kebijakan BI diharapkan bisa memperkuat rupiah. Sebab salah satu sebab rupiah terus terperosok adalah karena turnover transaksi valas yang rendah, serta transaksi di pasar spot yang dominan. "Paket kebijakan BI maupun pemerintah sudah mengarah untuk memperkuat rupiah," ujarnya.

Namun demikian, Dodi melihat faktor tekanan terhadap mata uang garuda tidak hanya terjadi karena masalah di pasar keuangan dalam negeri. Sebab pelemahan kurs rupiah terhadap dollar AS juga disebabkan kondisi ekonomi global. Seperti, rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika The Federal Reserve dan perlambatan ekonomi China yang membuat pasar uang dalam ketidakpastian.

Lalu apakah kebijakan ini akan berpengaruh kuat ke rupiah. Dodi mengatakan, akan sangat tergantung dengan seberapa besar minat dan kepercayaan eksportir, investor dan pasar terhadap fasilitas yang disiapkan BI. (Asep Munazat Zatnika0

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

Whats New
Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Whats New
LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Whats New
Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Whats New
Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Earn Smart
Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Whats New
Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Whats New
Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Whats New
Rincian Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 23 April 2024

Rincian Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 23 April 2024

Spend Smart
Pembentukan Badan Penerimaan Negara Masuk Dokumen Rencana Kerja Pemerintah 2025

Pembentukan Badan Penerimaan Negara Masuk Dokumen Rencana Kerja Pemerintah 2025

Whats New
Neraca Dagang RI Kembali Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

Neraca Dagang RI Kembali Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

Whats New
Sambut Putusan MK soal Sengketa Pilpres, Kadin: Akan Berikan Kepastian bagi Dunia Usaha

Sambut Putusan MK soal Sengketa Pilpres, Kadin: Akan Berikan Kepastian bagi Dunia Usaha

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Niaga hingga BCA

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Niaga hingga BCA

Whats New
Anjlok Rp 18.000 Per Gram, Simak Harga Emas Antam Hari Ini 23 April 2024

Anjlok Rp 18.000 Per Gram, Simak Harga Emas Antam Hari Ini 23 April 2024

Spend Smart
IHSG Awal Sesi Tancap Gas, Rupiah Malah Melemah

IHSG Awal Sesi Tancap Gas, Rupiah Malah Melemah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com