Djoko menyebutkan, kereta cepat Jepang lebih baik dibandingkan China. Dari data Masyarakat Transportasi Indonesia, kereta cepat China sudah menghilangkan nyawa 40 orang pada 2011, sedangkan Jepang dengan Shinkansen-nya tidak pernah mengalami kecelakaan.
"Harus diakui, jika memilih Jepang sudah teruji tentang keselamatannya. Sementara dari Tiongkok harus superhati-hati," ujar Djoko seperti dikutip Tribunnews.com, Senin (5/10/2015).
Djoko mengatakan, pemerintah harus meminta garansi bahwa produk yang dibangun minimal kualitasnya harus standar yang digunakan di China. "Harus grade A atau kualitas kelas 1 seperti yang dipakai mereka di Tiongkok," papar Djoko.
Dia menyebutkan, China bersedia membangun kereta cepat dengan harga yang sesuai kemampuan keuangan konsorsium BUMN. Namun, sebut dia, sisi buruknya, kualitas kereta cepat yang dibangun juga sesuai dengan harga dibayarkan.
"Penyakitnya, Tiongkok kalau ditawar harga berapa pun tetap bisa mereka buatkan. Tapi sudah down grade seperti yang terjadi pada pembangkit listrik zaman SBY, banyak yang nyolong spek sehingga kapasitas berkurang saat dioperasikan," kata Djoko.
Baca juga: Sesalkan soal Kereta Cepat, Jepang Tinjau Kembali Hubungan Bisnis dengan Indonesia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.