"Akhirnya pemerintah merespons dunia usaha dengan menurunkan biaya energi (solar). Dengan sudah turun ini saya kira dunia industri tanah air bisa punya daya saing yang kuat," ujar Saleh saat ditemui di Kantor Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi), Jakarta, Kamis (9/10/2015).
Selama ini kata dia, salah satu penyebab lemahnya daya saing industri nasional adalah tingginya biaya produksi. Faktor yang mempengaruhi tingginya biaya produksi itu yakni beban biaya energi. Oleh karena itu ucap dia, penurunan solar Rp 200 per liter itu akan berdampak positif kepada dunia usaha.
Biaya produksi akan berkurang setelah kebijakan pemerintah itu. Selain itu, pemerintah ucap dia juga akan terus berkoordinasi dengan dunia usaha untuk mencarikan solusi di tengah kondisi perekonomian yang melemah saat ini. Salah satu yang akan terus diupayakan yaitu mempermudah izin usaha dan lahan.
"Sejak awal seluruh perizinan diserahkan ke Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Sebagai percontohan membuat dunia usaha lebih mudah melalui Sistem Pelayanan Satu Pintu (PTSP) di BKPM," kata dia.
Sebelumya, pemerintah mengumumkan penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis solar sebesar Rp 200 per liter menjadi Rp 6.700 per liter dari sebelumnya Rp 6.900 per liter. Di sisi lain, harga BBM jenis premium tetap seperti saat ini.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.