Head of Breeding Division PT Santosa Agrindo (Santori) Dayan Antoni di Jakarta, Sabtu (10/10/2015) menyatakan, saat ini negara-negara yang mengembangkan sapi wagyu hanya Jepang, Australia, Selandia Baru dan Kanada.
"Sejak pertengahan 2000-an pertumbuhan konsumsi daging untuk kelas menengah ke atas atau premium, yakni pariwisata dan restoran meningkat tinggi," katanya.
Pemenuhan kebutuhan daging kelas premium tersebut, lanjutnya, berasal dari sapi jenis wagyu yang memiliki karatekteristik berbeda dengan sapi-sapi jenis lainnya.
Oleh karena itu, menurut Dayan, sejak 2007 pihaknya mendatangkan sapi wagyu bakalan sebanyak 200 ekor untuk digemukkan dan dipotong.
Pada 2011, perusahaan tersebut mulai melakukan pembibitan sendiri dan mendatangkan indukan serta pejantan wagyu. Indukan dan pejantan ini dikawinsilangkan dengan sapi brahman atau sapi lokal untuk menghasilkan wagyu Indonesia.
Menurut dia, usaha persilangan untuk menghasilkan bibit wagyu yang murni Indonesia bisa sampai 7-8 tahun dari jantan yang berbeda.
"Tiga tahun lagi kita punya wagyu F5 (hasil silangan yang ke lima). Ini sudah murni dan bisa diklaim sebagai wagyu Indonesia," kata Dayan di sela Pameran ILDEX 2015 di JIEXPO Kemayoran.
Semua bibit sapi wagyu didatangkan dari Australia genetiknya, karena negara tersebut memproduksi sapi wagyu dalam jumlah besar diluar Jepang dan Amerika.
Sementara itu, Jepang tidak mau mengekspor sapi wagyu karena sebagai kekayaan genetik nasional yang harus dilindungi. Terakhir yakni 20 tahun yang lalu Jepang mengirim sapi wagyu ke Amerika.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.