Permintaan itu disampaikan asosiasi tersebut saat bertemu dengan Presiden Joko Widodo, di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (15/10/2015). Ketua Asosiasi Alat Besar Indonesia, Jamaluddin mengatakan, produksi alat berat nasional saat ini sedang lesu.
Kemampuan memproduksi 10.000 alat berat pertahunnya hanya mampu terserap oleh pasar sekitar 40 persen. "Lagi drop. Dampak negatifnya ke sektor pendukung, terpaksa kita kurangi 4.000 karyawan 4.000," kata Jamaluddin.
Ia mengungkapkan, produksi alat berat nasional sulit mendapat pasar di dalam negeri karena banyaknya produk impor yang masuk. Padahal menurut Jamaluddin, alat berat produksi nasional tidak kalah bersaing dan mampu menembus pasar sampai ke luar kawasan Asia.
"Harapan kami tolong dicek regulasinya. Kalau alat berat yang bisa diproduksi di Indonesia, tidak perlu impor," ungkapnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.