Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BKPM Optimistis Industri Tekstil dan Sepatu Berkembang Pesat

Kompas.com - 15/10/2015, 19:10 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani mengatakan, investasi di sektor tekstil dan sepatu masih akan terus berkembang. Ia mengatakan, antusiasme investor untuk berinvestasi dalam dua sektor tersebut juga luar biasa.

"Kalau kita benahi banyak hal, kita bisa penuhi target market dunia sampai 10 persen minimal," ujar Franky dalam acara sosialisasi Desk Khusus Investasi sektor Tekstil dan Sepatu di Semarang, Jawa Tengah, Kamis (15/10/2015).

Menurut Franky, peluang industri tekstil dan sepatu di Indonesia masih besar. Ia menjelaskan, dalam sektor tekstil, kontribusi Indonesia terhadap pasar dunia sebesar 1,5 persen dan sektor sepatu sebesar 4 persen.

Meski demikian, kata Franky, terjadi peningkatan pertumbuhan realisasi investasi dalam semester pertama tahun 2015 dalam industri tekstil dan sepatu. Tekstil bertumbuh sekitar 58 persen dan sepatu sebesar 613 persen.

"Untuk tekstil ada 378 proyek yang sedang direalisasikan sementara untuk sepatu ada 69 proyek," kata Franky.

Untuk investasi tekstil, kata Franky, lokasi realisasi tersebar di Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jakarta. Sementara untuk sepatu, proyek direalisasikan di sekitar Jawa Barat dan Banten. Franky menambahkan, pertumbuhan investasi tekstil dan sepatu di Jawa Tengah cukup positif.

Menurut data BKPM, realisasi investasi sektor tekstil di Jawa Tengah selama semester I 2015 senilai Rp 2,4 triliun dari 72 proyek dan menyerap 25.800 tenaga kerja. Jumlah tersebut menjadikan Jawa Tengah sebagai provinsi dengan realisasi investasi tekstil terbesar di Indonesia.

Demi meraih target dalam pasar dunia, menurut Franky ada beberapa hal yang harus dibenahi. Salah satunya pengupahan kepada tenaga kerja. Ia mengatakan, harus ada kepastian kepada pekerja dan investor mengenai sistem pengupahan yang layak. Kemudian, Franky menilainperli adanya free trade agreement (FTA) dengan negara besar.

"Kalau ingin bersaing dengan Vietnam, Myanmar, Bangladesh, maka FTA. FTA itu dengan Eropa dan Amerika. Pemerintah sedang proses ini," kata Franky.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com