Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kalla: Supaya Bisa Bersaing, Indonesia Harus Lebih Murah, Lebih Cepat, Lebih Baik

Kompas.com - 21/10/2015, 20:52 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Presiden Jusuf Kalla mengungkapkan, persoalan yang terjadi saat ini ialah akibat perlambatan ekonomi di pasar luar negeri. Karena itu, ekspor dari Indonesia ke luar pun menurun yang mengakibatkan tersendatnya produksi di pabrik. Hal ini pun bisa memicu pemutusan hubungan kerja (PHK).

Untuk melindungi industri ini, Kalla menilai pelaku usaha bisa mulai menyasar pasar dalam negeri dan pemerintah mulai melakukan efisiensi biaya di segala bidang untuk membantu investor.

"Yang bisa diperbaiki adalah keputusan dalam negeri untuk mengisi pasar dalam negeri. Kita bersyukur berbeda dengan Malaysia. Kita punya 265 juta orang pasar kita," ujar Kalla di Istana Kepresidenan, Rabu (21/10/2015).

Dia mengungkapkan, produk-produk yang diarahkan ke dalam negeri bisa menggantikan produk impor yang selama ini bertebaran di Indonesia, mulai dari beras, jagung, hingga barang jadi. Namun, produk Indonesia itu juga harus bisa bersaing dengan produk impor dari China yang ternyata lebih murah.

"Maka, satu-satunya jalan adalah meningkatkan produktivitas dalam persaingan yang baik. Persaingan itu bisa dengan tiga hal, yaitu harus lebih murah, harus lebih baik, dan harus lebih cepat," ucap Kalla.

Pria yang juga sempat menjadi Wakil Presiden pada periode 2004-2009 itu menyebutkan, keberlangsungan usaha investor swasta dalam negeri inilah yang akan membantu menopang lapangan kerja dan ekonomi daerah. Untuk memudahkan jalan investor, Kalla menyatakan pemerintah juga menekan sejumlah biaya yang bisa menjadi beban pengusaha.

"Birokrasi tidak efisien, infrastruktur tidak efisien, listrik masih kurang dan mahal. Karena itulah, harga solar diturunkan, nanti gas diturunkan, listrik diturunkan. Kemudian juga beberapa pajak diturunkan, bea masuk diturunkan, agar investasi kita bisa lebih murah dan bisa bersaing," ucap Kalla.

Selain itu, pemerintah pada paket kebijakan sebelumnya juga sudah menerbitkan formula pengupahan buruh. Hal ini ditujukan untuk memberikan kepastian alokasi dana untuk keperluan pengupahan yang sebelumnya harus dibahas setiap tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Astra Honda Motor Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Simak Kualifikasinya

Astra Honda Motor Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Jadwal Lengkap Perjalanan Ibadah Haji 2024

Jadwal Lengkap Perjalanan Ibadah Haji 2024

Whats New
Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Whats New
Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Whats New
Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Whats New
Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Whats New
Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Rilis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com