Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Orang Baru 'Ngepul', Kok Ada Tanaman Sawit"

Kompas.com - 26/10/2015, 08:08 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) menilai, ada upaya dari pihak-pihak berkepentingan untuk menenggelamkan industri sawit Indonesia dengan menyebarkan informasi tidak bertanggung jawab.

Salah satunya, gambar yang beredar secara viral di media sosial dalam beberapa hari terakhir bahwa ada bibit sawit yang baru tumbuh setelah ditanam di tengah-tengah lahan terbakar yang asapnya pun masih mengepul.

"Ada asap masih mengepul, ditanami sawit, itu kan aneh sekali. Dari kultur teknis, sudah tidak mungkin memindahkan bibit untuk dimatikan di situ. Artinya, ada sesuatu di balik ini. Saya sendiri belum tahu. Kami harus investigasi. Apakah ada yang sengaja memperkeruh suasana atau menghantam sawit Indonesia?" kata Ketua Bidang Agraria dan Tata Ruang Gapki, Eddy Martono, saat ditemui seusai diskusi di Jakarta, Minggu (25/10/2015).

Eddy mengatakan, hal tersebut bagi Gapki jelas merupakan kampanye hitam (black campaign) industri sawit di Indonesia.

Wajar saja, kata dia, dari sekian banyak jenis minyak nabati yang ada, sawit boleh dibilang paling menguntungkan.

Dengan produktivitas mencapai 6 ton per hektar, industri sawit menjadi komoditas yang paling ekonomis.

Sebagai pembanding, produktivitas minyak kedelai (soy bean) hanya sekitar 1 ton per hektar.

Dari sisi investasi, komoditas sawit juga paling hemat. Dia mengatakan, biaya untuk membuka 1 hektar lahan sawit sama dengan biaya untuk membuka 10 hektar lahan kacang kedelai.

"Nah, kita lihat bersama-sama, ada apa di balik ini? Kemarin jelas-jelas aneh. Orang baru ngepul, kok ada tanaman sawit di situ," kata dia lagi.

Ditanya soal seruan boikot produk kelapa sawit Indonesia dan turunannya, Eddy meminta semua pihak untuk tidak terpengaruh.

Eddy menengarai, memang itulah tujuan dari kampanye hitam yang dilakukan. "Sudahlah, tidak usah pakai sawit, pakailah minyak nabati lain. Memang tujuannya begitu. Makanya kalau tidak hati-hati, pemerintah ikut irama gendang mereka, terjadilah boikot," ucap Eddy.

Saat ini, Eddy mengatakan, ada sekitar 1.000 pabrik kelapa sawit di Indonesia. Adapun produksi crude palm oil (CPO) mencapai 30 juta ton per tahun.

Produk turunan CPO yang paling besar marketnya adalah olein, dengan pasar domestik mencapai 5 juta-6 juta ton per tahun, dan ekspor 15 juta-20 juta ton per tahun.

Olein ini merupakan bahan baku pembuatan margarin, kosmetik, farmasi atau obat-obatan, serta surfaktan.

Eddy menambahkan, komoditas saingan minyak sawit mentah ini antara lain minyak jagung, minyak bunga matahari, rapeseed atau minyak lobak, dan kedelai (soy bean).

Baca juga: Pemerintah Diminta Boikot Produk Perusahaan Pembakar Lahan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com