Saat dihubungi Kompas.com Jumat malam (13/11/2015), Direktur Utama MRIS Ishak mengaku belum mendapatkan kabar resmi dari Kemenhub ihwal kabar tersebut. Dia justru mendapat kabar tersebut dari media.
Menurut Ishak, putusan Kemenhub itu membuat investor dan masyakarat Lebak kecewa. Dia pun menganggap Menteri Perhubungan Ignasius Jonan tidak adil atas keputusan itu.
"Kalau Curug enggak bisa ya enggak sudah bilang ke Pak Jokowi. Dia sudah bilang gitu (tunggu keputusan presiden) terus sekarang diputuskan sendiri, enggak fair dong jadi menteri. (Jonan) Sekolah tinggi-tinggi tapi enggak pintar," ujar Ishak.
Selama ini Ishak merasa upaya MRIS dan Lion Grup membangun bandara di Lebak, Banten, selalu diganggu oleh Jonan. Caranya, tutur dia dengan menahan-nahan perizinan demi perizinan.
Menurut dia, apabila memang sejak awal pembangun bandara itu tak memungkinkan, maka keputusan menolak usulan Lion Grup seharusnya dilakukan sejak awal.
Saat ini MRIS sudah membeli dan membebaskan lahan seluas 2.000 hektar. Pembebasan lahan itu dinilai tak gampang karena pihaknya harus mampu meyakinkan pemerintah daerah dan masyakarat Lebak.
Total dana yang digunakan untuk melakukan pembebasan lahan itu kata Ishak mencapai Rp 700 miliar.
Sebelumnya, Jonan memutuskan mengirim surat kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk meminta arahan.
"Kira-kira hampir dua bulan lalu saya sudah mengirim surat kepada Bapak Presiden. Kita juga minta arahan baiknya bagaimana apa harus dipotong (ruang udara) Bandara Rumpin atau Bandara Budiharto (Lebak) baiknya bagaimana. Mungkin kalau Pak Presiden yang memutuskan saya kira kita ikut saja," ujar Jonan di Jakarta, Rabu (29/9/2015).
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.