Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rizal Ramli: BUMN yang Tidak Melakukan Revaluasi Aset Akan Merugi

Kompas.com - 18/11/2015, 12:34 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam paket kebijakan ekonomi jilid V, pemerintah memberikan keringanan berupa insentif pajak bagi perusahaan yang melakukan revaluasi aset.

Menteri Koordinator Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli menyatakan, kebijakan revaluasi aset memiliki dampak yang sangat besar.

"Ini kesempatan yang luar biasa. Kalau BUMN tidak memanfaatkan ini maka akan merugi dan swasta yang tidak revaluasi aset tidak cerdas," ujar Rizal di Jakarta, Rabu (18/11/2015).

Rizal menjelaskan, kebijakan revaluasi aset pernah dilakukan pada 15 tahun yang lalu. Pada masa itu, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) hanya memiliki modal sebesar Rp 9 triliun dan Rp 50 triliun.

Secara teknis, PLN saat itu sudah bangkrut. PLN lantas meminta dana bantuan kepada pemerintah.

"Mereka minta uang ke pemerintah, tapi kami tidak mau dan kami memaksa PLN melakukan revaluasi aset. Aset mereka naik menjadi Rp 200 triliun. Selisihnya kami masukkan ke modal jadi modalnya kira-kira Rp 104 triliun," jelas Rizal.

Meskipun demikian, persoalan di masa itu adalah pajak yang harus dibayar apabila perusahaan melakukan revaluasi aset.

Saat itu, PLN harus membayar pajak revaluasi sebesar 30 persen atau sekitar Rp 30 triliun. Sehingga, pemerintah memutuskan untuk menyediakan kebijakan cicilan pajak selama 7 tahun.

Di masa lalu, kata Rizal, banyak perusahaan tidak mau melakukan revaluasi aset lantaran tingginya pajak revaluasi yang harus dibayarkan.

Kini, jika perusahaan mengajukan waktu pengajuan permohonan revaluasi aset sampai Desember 2015, dengan batas waktu pelaksanaan penilaian kembali sampai 31 Desember 2015, maka hanya dikenakan PPh final 3 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Efisiensi Anggaran Makan Siang Gratis

Efisiensi Anggaran Makan Siang Gratis

Whats New
Utang Pemerintah ke Bulog Capai Rp 16 Triliun, Dirut: Hampir Semua Sudah Dibayarkan

Utang Pemerintah ke Bulog Capai Rp 16 Triliun, Dirut: Hampir Semua Sudah Dibayarkan

Whats New
Kian Susut, Surplus APBN Tinggal Rp 8,1 Triliun

Kian Susut, Surplus APBN Tinggal Rp 8,1 Triliun

Whats New
IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

Whats New
Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Whats New
Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Whats New
Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com