Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konektivitas Antar-wilayah Kepulauan Bisa Kurangi Kesenjangan

Kompas.com - 21/11/2015, 17:17 WIB

KOMPAS.com -  Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki sumber daya alam laut berlimpah, Indonesia masih berbanding terbalik dengan kondisi ekonomi masyarakatnya yang masih berada di garis kemiskinan.

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Marwan Jafar menilai kondisi pembangunan Indonesia saat ini masih terkonsentrasi di Pulau Jawa. Keterbatasan prasarana transportasi menyebabkan kegiatan industri tidak menyebar ke wilayah-wilayah terbelakang dan terisolasi, khususnya pada provinsi kepulauan. "Hal inilah yang menyebabkan beberapa wilayah kepulauan di Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi yang cenderung lambat," ujar Marwan saat menjadi narasumber dalam acara Musyawarah Pimpinan Nasional Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (Muspimnas PB PMII) di Universitas Pattimura, Ambon, Maluku  pada Jumat (19/11/2015).

Pengurangan kesenjangan antar-wilayah, menurut Marwan bisa dilakukan dengan melakukan peningkatan konektivitas antar-wilayah dengan penyediaan transportasi yang dapat menjadi akses industri dari pusat-pusat pengolahan ke wilayah pemasaran. "Jadi untuk melakukan percepatan pembangunan daerah kepulauan perlu adanya pelimpahan kewenangan kepada daerah untuk mengelola laut secara leluasa karena Indonesia adalah negara kepulauan," ujarnya.

Adanya pengakuan provinsi kepulauan, menurut Marwan,  bisa memengaruhi pembagian dana alokasi umum yang didasarkan juga pada variabel luas laut sehingga pada jumlah Dana Alokasi Umum (DAU) yang akan diterima lebih besar jika dibandingkan dengan jumlah dana yang diterima saat ini. "Sudah jelas dalam UU No.23 tahun 2014 menjelaskan bahwa penetapan kebijakan DAU dilakukan dengan cara menghitung luas lautan yang menjadi kewenangan daerah provinsi yang berciri kepulauan dalam pengelolaan sumber daya alam di wilayah laut," imbuhnya.

Dalam kesempatan tersebut, sebagai Majelis Pembina Nasional PMII, Marwan meminta kepada kader-kader PMII untuk menelorkan gagasan-gagasan cerdas dan solutif yang dapat mendukung percepatan pembangunan nasional. "PMII adalah organisasi yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kebangsaan dan keislaman, oleh karena itu wajib bagi kita untuk bergerak dan tidak hanya diam melihat dinamika pembangunan saat ini," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

Whats New
Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Whats New
LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Whats New
Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Whats New
Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Earn Smart
Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Whats New
Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Whats New
Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Whats New
Rincian Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 23 April 2024

Rincian Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 23 April 2024

Spend Smart
Pembentukan Badan Penerimaan Negara Masuk Dokumen Rencana Kerja Pemerintah 2025

Pembentukan Badan Penerimaan Negara Masuk Dokumen Rencana Kerja Pemerintah 2025

Whats New
Neraca Dagang RI Kembali Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

Neraca Dagang RI Kembali Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

Whats New
Sambut Putusan MK soal Sengketa Pilpres, Kadin: Akan Berikan Kepastian bagi Dunia Usaha

Sambut Putusan MK soal Sengketa Pilpres, Kadin: Akan Berikan Kepastian bagi Dunia Usaha

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Niaga hingga BCA

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Niaga hingga BCA

Whats New
Anjlok Rp 18.000 Per Gram, Simak Harga Emas Antam Hari Ini 23 April 2024

Anjlok Rp 18.000 Per Gram, Simak Harga Emas Antam Hari Ini 23 April 2024

Spend Smart
IHSG Awal Sesi Tancap Gas, Rupiah Malah Melemah

IHSG Awal Sesi Tancap Gas, Rupiah Malah Melemah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com