Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lobi China agar Yuan Masuk Mata Uang IMF

Kompas.com - 27/11/2015, 08:09 WIB
BEIJING, KOMPAS.com - China bertekad agar yuan bisa masuk dalam keranjang special drawing rights (SDR) Dana Moneter Internasional (IMF). IMF akan memutuskan pada sidang yang digelar 30 November 2015.

SDR adalah mata uang internasional yang diciptakan IMF. Isi SDR adalah mata uang negara besar dengan memiliki bobot tertentu. Nah, China ngotot ingin mata uangnya setara dengan dollar Amerika Serikat (AS), euro, poundsterling dan yen.

Bahkan, demi memuluskan rencana yuan bergabung dalam SDR, China telah melobi AS untuk memberi restunya. Namun, gonjang-ganjing pasar saham pertengahan tahun ini menghalangi niat China itu.

Intervensi China yang masif di pasar saham serta mendevaluasi yuan dengan sengaja jadi alasan IMF menunda keputusannya memasukkan yuan dalam SDR hingga tahun depan.

Sebab, lembaga multilateral yang berbasis di Washington ini bakal memberikan lampu hijau bagi yuan sepanjang China mereformasi sistem keuangannya. Toh, China pantang menyerah.

Kampanye terus diluncurkan supaya yuan menjadi anggota keluarga SDR dan berhasil memaksa IMF untuk menggelar rapat pada 30 November 2015. Dua orang yang terlibat dalam diskusi SDR menyebutkan, IMF sedang mempertimbangkan untuk mengubah bobot yuan dalam keranjang SDR.

Pada Juli 2015, staf IMF menghitung, bobot mata uang yuan antara 14 persen hingga 16 persen dalam SDR. Namun, estimasi tersebut dianggap terlalu tinggi. Sehingga IMF menyarankan pembobotan yuan turun menjadi 10 persen.

"Ini hampir tingkat dua digit, hanya minimum," ujar pejabat dari salah satu negara besar Asia yang melihat laporan staf IMF ke dewan eksekutif.

Sementara, menurut perhitungan HSBC, bobot yuan dalam kelompok mata uang SDR akan 14 persen lebih rendah ketimbang formula saat ini.

Hanya simbol Investec Asset Management melihat status yuan sebagai mata uang cadangan devisa internasional tak langsung mengubah arah investasi mereka.

"Apa yang mendorong kami untuk berinvestasi masih berdasarkan fundamental," ungkap Wilfred Wee, Fund Manager Investec Asset Management seperti dikutip Bloomberg.

Begitu juga dengan Aberdeen Asset Management Plc. Perusahaan yang berkantor pusat di Inggris ini lebih melihat faktor ekonomi China sebagai dasarnya berinvestasi.

Menurut hitungan Kenneth Akintewe, Senior Invesment Manager Aberdeen, pangsa pasar yuan di SDR cukup rendah sehingga aliran modal ke China tidak besar.

"Saya tidak berpikir masuknya yuan dalam SDR adalah peristiwa penting," ujar Akintewe.

Dalam jangka pendek, mata uang yuan juga tidak akan mengancam dollar AS.

"Strategi kami sudah memperhitungkan potensi inklusi SDR dan karenanya tak akan berdampak langsung pada investasi di China," ujar Manu George, Fixed Income Director Schroder Investment Management . (Fitri Nur Arifenie)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber KONTAN
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Stok Lampu Bisa Langka gara-gara Implementasi Permendag 36/2023

Stok Lampu Bisa Langka gara-gara Implementasi Permendag 36/2023

Whats New
IHSG Ditutup Naik 63 Poin, Rupiah Menguat di Bawah Level 16.200

IHSG Ditutup Naik 63 Poin, Rupiah Menguat di Bawah Level 16.200

Whats New
Jam Operasional Pegadaian Senin-Kamis, Jumat, dan Sabtu Terbaru

Jam Operasional Pegadaian Senin-Kamis, Jumat, dan Sabtu Terbaru

Whats New
Bos BI Optimistis Rupiah Bakal Kembali di Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Bos BI Optimistis Rupiah Bakal Kembali di Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Whats New
Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Whats New
Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Whats New
Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Whats New
Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen

Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen

Whats New
Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Earn Smart
Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Earn Smart
Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang jika Mau Maju

Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang jika Mau Maju

Whats New
United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

Whats New
Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Whats New
Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Whats New
KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Earn Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com