Staf Khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Said Didu menegaskan, sejatinya Arifin bukan tokoh utama atas rencana pembelian saham Newmont.
"Ada pengusaha lain di belakang Arifin," ujar Said kepada Kontan, Senin (30/1/2015).
Pengusaha swasta nasional ini menggandeng Arifin lantaran usaha dia tidak bergerak di bidang pertambangan. Status usaha ini, kata Said, juga bukan perusahaan yang tercatat di bursa saham atau terbuka (Tbk).
Lebih lanjut, Said bilang, pengusaha ini bahkan sudah mengutarakan keinginan pembelian saham Newmont setelah melakukan pertemuan empat bulan lalu dengan Menteri Sudirman Said.
"Ada nama besar dibalik Arifin Panigoro itu, Arifin hanya kecil," ujar dia.
Kata Said, jika benar pembelian saham 76 persen seharga 2,2 miliar dollar AS, Arifin tidak lebih dari 10 persen saham.
Menurut Said, pembelian saham Newmont mestinya bersifat rahasia lantaran menyangkut harga.
"Saya pikir Menteri yang mengumumkan (Menko Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli) harus ikut bertanggung jawab, agar jadi pembelajaran dan gejolak harga saham tidak terulang lagi," terangnya.
Lantaran pemberitaan yang besar atas penjualan saham Newmont, pembelian bisa batal karena harga yang diminta Newmont menjadi tidak wajar. "Jadi kami juga tidak tahu dari mana itu angka pembelian saham 76 persen," tandasnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.