Raksasa tambang Amerika Serikat itu berkilah masih menunggu kejelasan aturan divestasi maupun kelanjutan kontrak penambangannya di tanah Papua.
Salah satu opsi divestasi Freeport yang digadang-gadang adalah melalui mekanisme penjualan saham perdana ke publik alias initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Inikah yang misi kunjungan sejumlah direksi BEI ke tambang emas Freeport di Papua?
Direktur Utama BEI Tito Sulistio menepis bahwa kunjungannya itu bertujuan merayu Freeport supaya masuk ke BEI.
Tito menyatakan, direksi BEI hanya sekadar melihat pertambangan emas tembaga Freeport dari dekat.
Juru bicara Freeport Indonesia Riza Pratama juga bilang, pertemuan dengan BEI tidak secara spesifik membahas keinginan Freeport untuk menawarkan divestasi melalui IPO.
"Kami hanya mengundang untuk melihat operasi kami, tidak spesifik membahas IPO," kata dia, kepada Kontan, Rabu (2/12/2015). Toh, Riza menyatakan, divestasi dengan skema IPO akan lebih transparan dan akuntabel.
Sebelumnya, BEI sempat menyatakan kesanggupan membuat aturan mengenai porsi penyerapan saham perusahaan tambang asing.
Aturan itu akan memberi keberpihakan pada investor lokal menyerap saham IPO Freeport supaya jatah saham divestasi tak diborong asing.
Sebagai catatan, mengacu aturan BEI, bagi perusahaan yang baru IPO, jumlah saham yang harus dilepas ke publik adalah mengacu besaran ekuitas. Calon emiten dengan ekuitas di atas Rp 2 triliun bisa menjual saham minimal 10 persen.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.