Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pilkada Serentak, Rupiah Tersungkur Menembus Rp 14.000 Per Dollar AS

Kompas.com - 10/12/2015, 07:17 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pergerakan yang minim dari domestik akibat libur nasional menyambut perhelatan Pemilu Kepala Daerah serentak Rabu (9/12/2015) kemarin menyebabkan posisi rupiah tersungkur ke level Rp 14.000 per dollar AS.

Di pasar spot, posisi rupiah terpuruk 0,88 persen ke level Rp 14.016 per dollar AS dibanding hari sebelumnya. Sedangkan kurs tengah Bank Indonesia sedang libur tanpa perdagangan.

Josua Pardede, Ekonom Bank Permata menjelaskan, pelemahan didominasi oleh faktor eksternal. Meski data ekonomi AS negatif dan mengecewakan pasar, namun tidak ada domestik yang bisa menopang rupiah untuk memanfaatkan peluang unggul.

Data JOLTS Job Openings AS Oktober 2015 menurun ke level 5,38 juta dari sebelumnya 5,53 juta. Sedangkan index USD Rabu (9/12/2015) pukul 16.55 WIB tercatat koreksi 0,34 persen ke level 98,13.

“Sudah beberapa hari terakhir memang rupiah bergerak negatif dan fokus ke FOMC,” kata Josua.

Pasalnya, semakin mendekati 15 – 16 Desember 2015, sikap pelaku pasar semakin waspada. Karena berdasarkan Fed Funds Futures probabilitas kenaikan suku bunga The Fed terus menanjak ke level 78 persen dari minggu sebelumnya 72 persen.

Selama masih dalam bayang-bayang langkah moneter The Fed, belum ada peluang bagi mata uang yang berlawanan USD untuk unggul. "Perhatian pasar ini akan jadi sentimen negatif bagi rupiah hingga pertengahan pekan depan," sebut Josua.

Research and Analyst Monex Investindo Futures Vidi Yuliansyah bilang, pasar Asia cenderung lemah, karena data inflasi China kurang direspons positif. "Apalagi di Indonesia sedang libur, otomatis tekanan eksternal kian besar, sehingga rupiah loyo," ujarnya.

Namun, Vidi memprediksi Kamis (10/12) ini, rupiah punya kans unggul meskipun tipis. Secara historikal, setelah libur rupiah biasanya bisa bergerak positif dan ada penyesuaian pergerakan.

Dari sisi AS juga minim data ekonomi. Prediksinya, rupiah akan bergerak antara Rp 13.900-Rp 14.050 per dollar AS Josua menilai, rupiah masih rentan jatuh, karena defisit fiskal Indonesia diprediksi membengkak.

Proyeksinya, rupiah konsolidasi di Rp 13.850-Rp 14.000 per dollar AS. (Namira Daufina)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Whats New
Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Whats New
Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Earn Smart
Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Whats New
Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Whats New
Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Whats New
Pasar Kripto Berpotensi 'Rebound', Simak Prospek Jangka Panjangnya

Pasar Kripto Berpotensi "Rebound", Simak Prospek Jangka Panjangnya

Earn Smart
Asosiasi 'Fintech Lending' Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Asosiasi "Fintech Lending" Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Whats New
Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Whats New
Pasar Kripto 'Sideways', Simak Tips 'Trading' untuk Pemula

Pasar Kripto "Sideways", Simak Tips "Trading" untuk Pemula

Earn Smart
Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com