Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebakaran Lahan Perlambat Pertumbuhan PDB Indonesia Tahun 2015

Kompas.com - 15/12/2015, 18:49 WIB
Ramanda Jahansyahtono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - World Bank menilai kebakaran dan asap di sejumlah provinsi mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III-2015.

Ekonom Bank Dunia untuk Indonesia, Ndiame Diop menuturkan antara bulan Juni dan Oktober 2015, lebih dari 100.000 kebakaran terjadi di Sumatra dan Kalimantan.

Kebakaran ini kurang lebih menghabiskan 2,6 juta hektar lahan atau seperempat pulau Bali.

"Kerugian yang diderita oleh Indonesia diperkirakan terakumulasi mencapai Rp 221 triliun atau setara dengan 1,9 persen Pendapatan Domestik Produk (PDB) tahun 2015," ujarnya, Selasa (15/12/2015).

Angka tersebut dua kali lipat lebih besar dari dana rekonstruksi bencana Tsunami di Aceh.

Salah satu dampak yang paling terasa, kata Ndiame adalah dari menurunnya produksi pertanian riil, yakni sebesar 4.9 persen pada kuartal III-2015.

Penurunan ini merupakan yang paling signifikan dibandingkan 4 tahun terakhir.

Khusus untuk daerah yang mengalami titik kebakaran juga menunjukan pertumbuhan ekonomi yang negatif.

Ndiame mencontohkan kerugian yang terparah diderita oleh Provinsi Sumatra Selatan dengan total kerugian mencapai Rp 53,8 triliun. Adapun kerugian terkecil dicatatkan oleh Jambi yang mencapai Rp 11,9 triliun.

"Pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Timur bahkan menjadi minus 0,6 persen. Di tahun-tahun sebelumnya padahal bisa mencapai 12.8 persen," ujarnya.

Ndiame mengatakan jika tidak ada kebakaran, daerah-daerah tersebut harusnya bisa meraup keuntungan.

"Contohnya jika sejumlah lahan yang terbakar itu dimaksimalkan untuk pertanian, misalnya kelapa sawit atau karet, bisa memberikan keuntungan sebesar 11 triliun rupiah per tahun," ujar Ndiame.

"Banyak yang merasa lega karena sudah musim hujan. Padahal permasalahan belum selesai, Indonesia harus memikirkan bagaimana caranya untuk mencegah kebakaran terulang di tahun depan," pungkas Ndiame.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Whats New
Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Whats New
Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Whats New
Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com