JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Perhubungan (Menhub) Ignasius Jonan mengatakan, transportasi publik memang tidak boleh lepas seluruhnya dari tangan pemerintah. Tanpa pengaturan pemerintah, kualitas pelayanan transportasi publik bisa sangat membahayakan masyarakat.
Hal tersebut menjadi alasan pemerintah Presiden Jokowi memperbanyak angkutan darat berbasis jalan raya berupa Bus Rapid Transit (BRT). Jonan menuturkan, tahun ini Kementerian Perhubungan telah merampungkan 1050 BRT untuk didistribusikan di 16 kota. “Publik transport berbasis jalan raya itu sangat sulit kalau dilepaskan dari pemerintah, kecuali tarifnya mau Rp 25.000 – Rp 30.000 (untuk bikin pelayanan andal). Kalau enggak, pasti berat,” kata Jonan dalam Capaian Kinerja 2015 dan Outlook 2016, di Jakarta, Rabu (16/12/2015).
Jonan pun menyayangkan pelayanan transportasi publik yang dikelola swasta jauh dari aspek keselamatan penumpang. Jonan blak-blakan mencontohkan kecelakaan bus Metro Mini yang ditabrak KRL dan menewaskan 16 orang di Kawasan Stasiun Angke, Jakarta Barat, Minggu (6/12/2015). “Akhirnya ada Metro Mini yang ditabrak KRL, sampai hancur itu,” ucap Jonan.
Lebih lanjut, Jonan pun sempat berujar bahwa korban kecelakaan lebih baik meninggal. “Tapi kalau ditabrak kereta itu harus meninggal Pak, harus. Kalau enggak meninggal, menyesal Pak,” ucap Jonan serius, yang justru disambut tawa hadirin.
“Jangan dicoba lho. Biar pakai keris atau apa pokoknya wis jangan dicoba,” pungkas Jonan.
Selain pembangunan BRT dan pengadaan bus sebanyak 1.050 unit, Kementerian Perhubungan tahun ini juga menyelesaikan pembangunan dan pengembangan 16 terminal penumpang tipe A. Kemenhub juga menerapkan teknologi ATCS di 15 kota, membangun 44 pelabuhan penyeberangan, dan membangun 12 unit kapal penyeberangan.
Pembangunan non-infrastruktur yang dilakukan yakni penyederhanaan 9 jenis perizinan, dan penerapan subsidi untuk 217 trayek perintis angkutan jalan. Penerapan subsidi juga diberikan untuk 210 lintasan angkutan penyeberangan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.