Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Usulan Menteri Jonan andai KA Bandara Soetta Tak Jadi

Kompas.com - 16/12/2015, 21:29 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Perhubungan (Menhub) Ignasius Jonan mewanti-wanti agar pembangunan proyek kereta api (KA) Bandara Soekarno-Hatta bisa direalisasikan. Bahkan, kalau tidak selesai, dia memastikan akan mengusulkan Direktur Utama PT KAI (Persero) Edi Sukmono dan Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) Budi Karya Sumadi dicopot dari jabatannya. “Nanti Pak Budi Karya dan Dirut KAI saya usulkan diganti kalau kereta Bandara Soetta tidak jadi. Ini proyek dimulai dari zaman saya, enggak jadi-jadi,” kata Jonan dalam Capaian Kinerja 2015 dan Outlook 2016, di Jakarta, Rabu (16/12/2015).

Saat ini lanjut Jonan, kereta bandara yang sudah terbangun adalah KA Bandara Kualanamu, Medan. Jonan menuturkan, Presiden Joko Widodo meminta jika memungkinkan di semua kota besar dibangun kereta bandara. “Kita akan coba. Medan sudah ada. Nanti Soetta. Jogja nanti kalau jadi bandaranya, dibangun (jalur keretanya). Saya enggak tahu Solo perlu tidak. Surabaya kita cek lagi, kalau perlu kerja sama dengan instansi lain, enggak apa-apa. Bandung kalau Kertajati jadi, perlu (dibangun),” jelas Jonan.

Jonan mengatakan, rel kereta api perlu dibangun karena selain membantu perpindahan orang, juga membantu distribusi logistik. “Jadi menurut saya sangat penting,” kata dia.

Memang , kata dia, pembangunan infrastruktur seperti jalur kereta api tidak bisa dinikmati saat ini juga. Generasi yang akan datanglah yang akan menikmati jalur rel kereta api.

Jonan lantas menceritakan bagaimana pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat setelah menggenjot infrastruktur ini. “Jadi akhir abad 19 itu GDP per kapita Spanyol dan AS itu sama. Waktu AS mencanangkan bangun rel kereta api dari timur ke barat. Setelah jadi, 50 tahun kemudian GDP AS itu 10 kali lipat GDP Spanyol. Setelah itu sudah kelewatan terus,” pungkas Jonan.

Sepanjang 2015, Kementerian Perhubungan telah menyelesaikan pembangunan 186,99 kilometer jalur kereta api di Pulau Jawa, Sumatra dan Sulawesi, serta persiapan jalur kereta api Kalimantan dan Papua. Selain itu Kemenhub juga menyelenggarakan 4 lintasan kereta api perintis.

Empat lintasan tersebut terdiri dari Mojokerto-Tarik-Tulungan-Sidoarjo, Purwosari-Sukoharjo-Wonogiri, Kertapati-Indralaya, serta Kr. Mane-Kr. Geukeuh. Kemenhub juga memasang sistem keselamatan kereta api di empat lintasan yakni Bekasi 54 km Dawuan, Cikampek 199 km Brebes, Tegal 325 km Bojonegoro, dan Kapas 98 km Surabaya-Pasarturi. Pembangunan non-infrastruktur di sub-sektor perkeretaapian yakni penyederhanaan 8 jenis perizinan, dan sertifikasi kelayakan sarana dan prasarana, serta awak sarana kereta api.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Rilis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com