Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Batik Berpeluang Besar Bersaing di MEA

Kompas.com - 22/12/2015, 21:22 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong mengatakan, batik memiliki peluang cukup besar sebagai produk yang mampu bersaing di pasar bebas ASEAN, atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang akan berlaku efektif mulai 1 Januari 2016 mendatang. "Saya melihatnya trend di dunia itu agak pergi dari manufaktur masal. Lebih kepada barang-barang yang unik," kata Thomas di Jakarta, Selasa (22/12/2015).

Dia mengatakan di negara-negara maju konsumen remaja dan dewasa muda cenderung mencari barang-barang yang unik, dan bukan sebaliknya, mencari barang-barang yang diproduksi massal dan dipakai semua orang. "Saya melihat masa depan cerah di kerajinan termasuk batik," ucap Thomas.

Uniknya, kata Thomas, batik di Indonesia bukan sekadar kain, melainkan budaya tempat citra dan reputasinya harus benar-benar dijaga. Atas dasar itu pula, hingga saat ini dia mengaku masih membatasi impor kain bermotif batik. "Saya takut sekali itu (kain bermotif batik impor) merusak citra kain baik, yang hemat saya harus kita lestarikan. Kita harus jaga betul citra dan reputasi kain batik," ujar Thomas.

Selain batik, Thomas melihat, produk perhiasan dan asesoris juga memiliki peluang untuk menjadi andalan Indonesia di pasar bebas ASEAN. Pertumbuhan nilai perdagangannya cukup fantastis. Kini, ekspornya mencapai 5 miliar dollar AS per tahun, atau tumbuh 20 persen per tahun. "Kelihatannya itu sangat cocok dengan kita yang memiliki tradisi kerajinan bertahun- tahun. Bukan hanya perhiasan (yang dipakai) tapi asesoris untuk dekorasi rumah," sambung Thomas.

Di samping kedua produk itu, Thomas menambahkan, produk pertanian dan makanan-minuman juga bisa diunggulkan untuk bersaing di MEA.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com