Menurut dia, impor hanya akan melemahkan dan sama sekali tidak menguntungkan petani Indonesia.
"Terlalu cengeng, setiap (harga) jagung naik, beras naik, langsung impor. Obatnya kayaknya impor. Dalam rapat koordinasi dengan beberapa menteri kami sampaikan impor jagung itu setiap harga naik langsung impor. Ini bukan solusi untuk bangsa," kata Amran dalam acara panen raya jagung di Kabupaten Karo, Sumatra Utara, Selasa (22/12/2015).
Dia menegaskan, setiap kali impor dilakukan, akan membuat petani merugi sehingga taraf hidupnya semakin menurun.
Oleh sebab itu, kata Amran, beberapa waktu lalu ia memutuskan untuk menahan impor 480.000 ton hasil pertanian. Bahkan, ia sampai didatangi oleh sang importir yang memprotes keputusannya tersebut dan mengaku rugi besar.
"Kami tahan 480.000 ton. Saya tidak tega mengeluarkan izin impor senilai Rp 480 miliar. Ada jutaan petani di seluruh Indonesia. Ada 24 juta petani jagung," ujarnya.
Ia memandang, importir dapat dengan mudah berteriak rugi ketika impor ditahan. Akan tetapi, lanjut dia, importir adalah kelompok masyarakat berkecukupan. Sementara itu, jutaan petani yang menderita kerugian besar sama sekali tidak dapat berteriak rugi dan bahkan suaranya tak terdengar.
"Setiap harga jatuh, jutaan petani rugi hingga triliunan rupiah tapi tidak bisa berteriak. Makanya kami tahan, tidak boleh impor," ungkap Amran.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.