Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Hanya Pangan, Sagu Dapat Digunakan untuk Plastik hingga Kosmetik

Kompas.com - 02/01/2016, 07:07 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Apa yang terlintas di pikiran kita begitu mendengar kata "sagu"? Mungkin sebagian besar darinkita langsung terpikir bahan makanan ini biasa diolah menjadi kue kering, bubur sagu, hingga makanan khas seperti papeda.|

Namun, ternyata sagu kerap digunakan sebagai bahan tambahan untuk berbagai produk industri dan energi.

Peneliti bioteknologi dari BPPT Nadirman Haska mengatakan, tak hanya tepung dari batangnya yang berguna, tapi juga kulit pohon dan ampas sagu bisa dimanfaatkan untuk kehidupan sehari-hari.|

"Proses pengolahan sagu ini akan keluar kulit batang bisa untuk bahan energi, keluar tepung, ada ampas," ujar Nadirman saat ditemui di kawasan pabrik sagu, Distrik Kais, Sorong Selatan, Kamis (31/12/2015).

Untuk tepungnya, sagu bisa digunakan dalam memproduksi gula. Selain itu, sagu juga bisa menjadi bahan tambahan untuk plastik agar mudah terurai di tanah.

"Secara langsung bahan baku sagu saja kita bisa jadikan plastik. Polipropilen dicampur dengan tepung sagu yang bagus bisa itu kita bikin," kata Nadirman.

Tak hanya itu, tepung sagu juga bisa diolah untuk alat kecantikan, misalnya untuk krim pengencang wajah dan pelindung kulit.

Selain itu, pembalut wanita juga menggunakan bahan sagu dalam bentuk super absorben. Begitu juga dengan pampers bayi yang tetap kering meski menampung air 500 ml.

"Pati diubah susunan kimianya sehingga bisa menarik air. Hanya tidak sampai satu gram dia bisa menahan air sampai satu kilogram," kata Nadirman.

Sagu juga menjadi unsur tambahan untuk akrilik dalam cat rumah sehingga melekat ke dinding atau besi yang dicat.

Sementara ampas sagu bisa digunakan untuk pakan ternak dan tempat bertumbuhnya jamur. Menurut Nadirman, jamur tersebut aman dikonsumsi oleh manusia.

Ia menambahkan, belakangan ini tren industri telah berubah dari petroleum based industry menjadi plant based industry.

"Yang semula berorientasi bahan baku hasil minyak bumi, menjadi hasil pertanian dan tanah kita. Itu sudah tren, kenapa Indonesia tidak kuat? Kita kan punya sumber daya alam yang kuat sekali," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com