Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indeks Saham China Jawara Tahun 2015, Singapura Terburuk

Kompas.com - 03/01/2016, 11:31 WIB
BEIJING, KOMPAS.com - Kendati pasar saham China terjun bebas di pertengahan tahun 2015 lalu, indeks bursa Shanghai dan Shenzhen masih tetap menjadi jawara di kawasan regional Asia.

Sementara bursa saham di Asia Tenggara berguguran karena sentimen perlambatan ekonomi di kawasan tersebut.

Dilansir dari CNBC, indeks komposit Shenzhen mencetak pertumbuhan tertinggi di bursa saham Asia.

Indeks bursa Shenzhen mencetak gain sebesar 64 persen di 2015 lalu.

Meski indeks ini kalah populer dengan indeks bursa Shanghai, tetapi kinerja perusahaan-perusahaan berskala kecil di sektor kesehatan, internet dan teknologi cukup memuaskan sehingga mendongkrak pergerakan indeks bursa Shenzhen.

Indeks bursa Selandia Baru atau NZX 50 berada di urutan kedua dengan kenaikan 14 persen.

Indeks NZX 50 menguat ditopang kinerja industri susu yang mulai pulih.

Pada lelang terakhir tahun 2015 yakni 15 Desember, harga susu Selandia Baru naik 2 persen menjadi 2,458 dollar AS per ton.

Kurs yang menguat juga mengangkat indeks Selandia Baru. Sepanjang bulan lalu, nilai tukar dollar Kiwi menguat 5 persen terhadap dollar Amerika Serikat (AS).

Sementara, kinerja indeks bursa Shanghai dengan kenaikan hampir 9 persen menduduki urutan ketiga tertinggi.

Program pembelian saham oleh Pemerintah China mampu mendongkrak lagi indeks bursa Shanghai yang sempat jatuh.

Sedangkan, indeks Nikkei 225 Jeoang berada di posisi keempat dengan kenaikan 9,3 persen dan diikuti oleh indeks bursa Vietnam yang tumbuh 6 persen tahun lalu.

Pasar saham di Asia ini masih lebih baik ketimbang AS dan Eropa.

Kinerja indeks S&P paling moncer di AS dengan kenaikan 0,22 persen.

Di Eropa, kenaikan tertinggi adalah indeks DAX Jerman sebesar 9,56 persen.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Whats New
BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

Whats New
Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Whats New
ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Whats New
Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Whats New
Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com