Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BUMI Sebut Mayoritas Kreditor Setujui Restrukturisasi Utang

Kompas.com - 05/01/2016, 12:00 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Proposal restrukturisasi utang PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mulai mendapat titik terang dari para kreditor.

Direktur dan Sekretaris Perusahaan BUMI Dileep Srivastava mengatakan, sejauh ini sudah lebih dari 50 persen kreditor BUMI menyetujui proposal baru yang diajukan perusahaan batu bara milik Grup Bakrie tersebut.

Sebelumnya, Dileep menargetkan bisa mendapat kesepakatan final soal restrukturisasi utang pada November 2015 lalu. Namun, target itu meleset karena BUMI harus mendapatkan persetujuan prinsip (agreement in principle) oleh seluruh kreditor.

Ia juga berkilah, proses ini sempat tertunda oleh libur panjang Hari Raya Natal dan Tahun Baru. Dileep berharap finalisasi restrukturisasi utang bisa dilakukan pada akhir Maret 2016 mendatang.

"Kami harus menunggu seluruh kreditor sepakat, baru bisa mengambil langkah soal penyelesaian utang ini," ujar Dileep di Jakarta, Senin (4/1/2016).

Ia menjelaskan, ada dua macam kreditor BUMI, yakni kreditor berjamin (secured) sekitar 3,5 miliar dollar AS dan tidak berjamin (unsecured) dari convertible bonds senilai 409 juta dollar AS. Total utang dari para kreditor itu mencapai 3,98 miliar dollar AS.

"Untuk utang yang secured, kami sudah mendapat dukungan dari mayoritas kreditor. Kami masih terus berdialog untuk mencapai kesepakatan," ujarnya.

Sayangnya, Dileep enggan membocorkan siapa saja kreditor yang sudah menyepakati restrukturisasi tersebut.

BUMI memiliki utang dari sekitar 12 kreditor. Utang terbesar berasal dari China Investment Corporation (CIC) dan China Development Bank Corporation (CDB). Restrukturisasi utang itu sebagian besar dilakukan dengan cara menukar utang dengan ekuitas BUMI.

Utang sebesar 1,49 miliar dollar AS akan dikonversi menjadi 32,5 persen saham BUMI berdasarkan valuasi ekuitas bersih tersirat sebesar 4,6 miliar dollar AS. Lalu, senilai 1,2 miliar dollar AS atau 42,3 persen dari pokok utang akan tetap menjadi utang di BUMI dalam bentuk Fasilitas Bergaransi Senior Baru.

Fasilitas tersebut terbagi menjadi dua trance. Trance 1 senilai 600 juta dollar AS dengan bunga 6 persen per tahun.

Lalu trance 2 juga bernilai 600 juta dollar AS dengan bunga Payment in Kind (PIK) sebesar 9 persen per tahun akan dibayar atau dikapitalisasi sesuai dengan prinsip Cash Waterfall atau pada saat jatuh tempo.

Bunga PIK merupakan bunga terutang yang dapat ditangguhkan pembayarannya dengan alasan likuiditas. Konsekuensinya, bisa terhindar dari gagal bayar.

Karena proses restrukturisasi yang ngaret ini, BUMI memprediksi laporan keuangannya sepanjang tahun 2015 masih belum akan membaik. (Narita Indrastiti)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Whats New
Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Whats New
Gelar RUPS, Antam Umumkan Direksi Baru

Gelar RUPS, Antam Umumkan Direksi Baru

Whats New
Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Whats New
Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Whats New
Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Whats New
Emiten Penyedia Infrastuktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Emiten Penyedia Infrastuktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Whats New
InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

Whats New
KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

Whats New
BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

Whats New
Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak 'Tenant' Donasi ke Panti Asuhan

Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak "Tenant" Donasi ke Panti Asuhan

Whats New
Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Whats New
Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Whats New
BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

Whats New
PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com