Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mentan: Kenaikan Harga Gabah Kuatkan Petani

Kompas.com - 06/01/2016, 14:46 WIB
Ramanda Jahansyahtono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan, kenaikan harga gabah beberapa waktu lalu adalah hal yang bagus. Hal ini, kata dia, merupakan indikator peningkatkan pendapatan petani.

"Kita memang harapkan harga gabah naik. Artinya kita menguatkan petani," ujar Amran di Kementerian Pertanian, Jakarta, Rabu (6/1/2016).

Amran mengatakan, kenaikan harga gabah sebesar Rp 1.000 sangat berarti bagi para petani. "Naik Rp 1.000 jika dikali 70 juta ton produksi berarti Rp 70 triliun," ujarnya.

Menurut dia, hal itu adalah contoh keuntungan yang bisa didapat ketika pemerintah sudah bisa mengendalikan komoditas.

Amran juga memberikan contoh lain selain gabah, salah satunya adalah harga jagung. Kata dia, di 2016 harga jagung naik. Dengan kenaikan Rp 1.000 berarti untuk 20 juta produksi petani mendapatkan Rp 20 miliar.

"Baru dua komoditas dikendalikan saja petani dudah nikmati Rp 90 triliun. Ini memperkuat petani," katanya.

Seperti yang diberitakan, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat harga Gabah Kering Panen (GKP) sejak bulan Desember 2015 sudah mulai merangkak naik. (Baca: Waspada, Harga Gabah Sejak Bulan Desember Merangkak Naik).

Rata-rata harga GKP di tingkat petani tercatat sebesar Rp 5.117,64 per kilogram (kg) atau naik 0,93 persen dibandingkan sebulan sebelumnya.

Adapun rata-rata harga GKP di tingkat penggilingan tercatat sebesar Rp 5.201,80 per kg atau naik 0,98 persen dibandingkan harga gabah kualitas sama pada November 2015.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com