Berdasarkan laporan bertajuk Global Economic Prospects, Bank Dunia menyebut perlambatan yang tetap berlangsung di sejumlah negara berkembang diperkirakan akan menghambat upaya-upaya pengentasan kemiskinan dan pemerataan kemakmuran.
Efek tidak langsung dari perkembangan di beberapa negara ini akan mempengaruhi pertumbuhan di negara-negara berkembang lainnya dan dapat mengancam prestasi yang telah tercapai dalam upaya pengentasan kemiskinan.
“Lebih dari 40 persen dari penduduk miskin dunia berada di negara-negara berkembang di mana pertumbuhan melambat sepanjang 2015,” kata Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim dalam keterangan resmi, Kamis (7/1/2015).
“Negara berkembang sebaiknya berfokus pada situasi pelemahan ekonomi dan berupaya melindungi kaum yang paling rentan. Lanjutan upaya reformasi tata kelola pemerintahan serta dunia bisnis dapat membantu, serta juga menekan dampak dari perlambatan ekonomi di negara-negara maju," jelas Kim.
Bank Dunia menyatakan, pertumbuhan ekonomi global diperkirakan akan lebih rendah dari yang diharapkan pada 2015, ketika harga-harga komoditas jatuh, perdagangan dan arus kapital menurun, dan berbagai gejolak finansial mempengaruhi perekonomian dunia.
Pertumbuhan yang lebih kuat tahun depan akan tergantung pada momentum di negara-negara maju, stabilisasi harga komoditas dan transisi gradual di Tiongkok terkait model pertumbuhan yang lebih bertumpu pada konsumsi dan sektor jasa.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.