Penyebabnya adalah perlambatan permintaan global dan peningkatan upah buruh di dalam negeri sendiri.
"Dalam reformasi dan keterbukaan selama 30 terakhir, produk domestik bruto China telah mencatatkan pertumbuhan sekitar 10 persen. 6,5 persen bukan angka yang tinggi, namun akan sulit untuk mencapainya," kata Li Wei, presiden Badan Riset Pembangunan China.
Menurut Li, beberapa faktor kunci yang menyebabkan lambatnya pertumbuhan ekonomi China hingga 2020 adalah perlambatan ekonomi global.
Di samping itu, di China terjadi peningkatan upah tenaga kerja yang mengikis daya saing negara tersebut.
Hal lainnya adalah meningkatnya isu lingkungan yang artinya China tidak bisa mendorong industrialisasi secepat sebelumnya.
Presiden China Xi Jinping beberapa waktu lalu menyatakan China harus menjaga pertumbuhan ekonomi tidak kurang dari 6,5 persen dalam 5 tahun ke depan.
Tujuannya agar China dapat mencapai target pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita 2 kali lipat mulai dari 2010 hingga 2020.
China dijadwalkan merilis produk domestik bruto pada kuartal IV 2015 dan keseluruhan tahun 2015 pada 19 Januari 2016 mendatang. Diperkirakan pertumbuhan ekonomi negara itu hanya berkisar 7 persen, paling lambat dalam seabad terakhir.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.