Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BNI Syariah Ingin Keluar dari Jebakan Lima Persen

Kompas.com - 12/01/2016, 20:22 WIB

KOMPAS.com - Bank Negara Indonesia (BNI) Syariah ingin keluar dari jebakan lima persen. Lantaran alasan itulah, kata Direktur Bisnis BNI Syariah Imam T Saptono pada Selasa (12/1/2016), bank yang berstatus Bank Umum Syariah (BUS) sejak 19 Juni 2010 itu menggandeng Kementerian Agama. BNI Syariah mematok sepuluh persen pengelolaan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) maupun dana non-haji Kemenag sebesar Rp 300 miliar.

Kerja sama yang diteken oleh Imam dan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementan Nur Syam itu di Kantor Kemenag antara lain meliputi pelayanan penyaluran gaji pegawai dan tunjangan lainnya,  penyaluran dana bantuan melalui produk dan jasa perbankan, fasilitas cash management, serta penyediaan produk dan jasa perbankan lainnya. Selain itu, BNI Syariah juga
memunyai gerai di Kompleks Perkantoran Kemenag di Jalan Lapangan Banteng Barat, Jakarta Pusat.

Catatan dari Kepala Biro Keuangan Kemenag Syihabuddin Latief menunjukkan pada tahun ini Kemenag mendapatkan dana APBN sebesar Rp 58 triliun. Pada setahun silam, APBN untuk Kemenag besarnya Rp 60,4 triliun.

Dari jumlah dana sebesar itu pada tahun ini, 58 persen di antaranya digunakan untuk belanja pegawai. Selebihnya, untuk belanja modal, bantuan sosial dan lain sebagainya.

Jumlah pegawai di Kemenag sampai kini ada 260.000 orang. Para pegawai itu terbagi di dalam 4501 satuan kerja (satker). Di Indonesia, ada 24.000 satker yang tersebar di seluruh kementerian negara. "Ini menjadi jumlah yang potensial," kata Nur Syam.

Selain itu, imbuh Nur Syam, ada sekitar 4,4 triliun meter persegi tanah wakaf yang dikelola Kemenag. Tanah ini pun potensial untuk dikembangkan. "Tapi tetap sesuai dengan amanah pemberi wakaf," kata Imam T Saptono.

Jebakan lima persen atau five percent trap adalah kondisi yang seolah-olah menunjukkan pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia sejak sekitar lima tahun silam hanya berkutat di angka lima persen. Indonesia terbilang kalah bersaing dengan Negeri Jiran, Malaysia, yang pertumbuhan perbankan syariahnya menyentuh angka 20 persen. "Padahal, jumlah penduduk Muslim mereka lebih sedikit dari kita," demikian Imam T Saptono.   

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
KAI Services Buka Lowongan Kerja hingga 25 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

KAI Services Buka Lowongan Kerja hingga 25 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Anggaran Pendidikan di APBN Pertama Prabowo Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Program Perbaikan Gizi Anak Sekolah

Anggaran Pendidikan di APBN Pertama Prabowo Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Program Perbaikan Gizi Anak Sekolah

Whats New
Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada 'Pertek' Tak Ada Keluhan yang Masuk

Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada "Pertek" Tak Ada Keluhan yang Masuk

Whats New
Tidak Ada 'Black Box', KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Tidak Ada "Black Box", KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Whats New
Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Whats New
Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com