"PR kita ke depan karena sudah masuk MEA, jangan hanya selalu di comfort zone," kata Deputi Komisioner Pengawasan Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Irwan Lubis di Jakarta, Rabu (13/1/2016).
Menghadapi MEA khusus perbankan tahun 2020 mendatang, ujar Irwan, industri perbankan harus melakukan persiapan yang matang. Sebab, kalau tidak, perbankan akan sulit bersaing dengan bank asing dari kawasan Asia Tenggara karena bank-bank tersebut akan lebih ekspansif untuk merambat ke pangsa pasar yang belum pernah dijangkau.
Salah satu hal yang disoroti Irwan dari perbankan Indonesia adalah capaian pertumbuhan kredit yang masih belum memenuhi target. Menurut dia, pertumbuhan kredit tak terlalu baik lantaran masih jauh dari target Rencana Bisnis Bank (RBB).
"Kredit setelah direvisi bulan Juni 2015 hanya tumbuh 9 persen dari target 13 persen. Di Desember tidak akan mampu mencapai 13 persen, padahal sebelum 2014 kita selalu menikmati pertumbuhan yang double digit," terang Irwan.
Selain itu, suku bunga kredit di Indonesia pun masih terbilang tinggi. Di kawasan ASEAN, kata Irwan, suku bunga kredit Indonesia masih 2 kali lebih tinggi, tidak terkecuali suku bunga untuk kredit mikro.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.