"Kalau 10,64 persen sih saya rasa enggak (sampai segitu) ya," kata Rini di Jakarta, Jumat (15/1/2016).
Rini mengatakan, sejauh ini pihaknya belum berkesempatan untuk membahas lebih jauh rencana pembelian saham Freeport, meski surat pernyataan minat sudah dilayangkan ke Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) jauh-jauh hari.
Rini bilang, sebagai Badan Usaha Milik Negara, pihaknya akan betul-betul teliti melihat kemampuan finansial perusahaan yang digadang-gadang akan ambil alih 10,64 persen saham Freeport tersebut.
"Terus terang kami sih seoptimal mungkin harapan kami. Karena Freeport itu juga adalah tambang yang besar. Kalau kita bisa punya saham lebih dari 20 persen atau bisa sampai 30 persen, tentu akan lebih baik," jelas Rini.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM, Bambang Gatot Ariyono menyampaikan bahwa pihak Freeport telah mengajukan penawaran divestasi saham senilai 1,7 miliar dollar AS, tepat pada batas waktunya Rabu (13/1/2016).
Pemerintah yang berkepentingan dengan pembelian divestasi saham Freeport ini, masih belum berkoordinasi satu dan lainnya.
Namun, menurut Menteri PPN/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Sofyan Djalil, koordinasi pemerintah dan BUMN perlu dilakukan segera.
“Saya koordinasi dengan Kementerian BUMN dulu. Itu kan menyangkut duit yang banyak sekali,” kata Ketua Tim Kajian Kebijakan Pengelolaan Sumber Daya Alam Bagi Pembangunan Ekonomi Papua itu, di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Kamis (14/1/2016).
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.