"Kami sudah perhatikan sejak kuartal keempat tahun 2015 sampai sekarang, itu kita terus mengamati perkembangan ekonomi di Chna dan kita juga melihat bahwa mungkin pertumbuhan ekonomi mereka akan lebih lambat," kata Agus di Jakarta, Jumat (15/1/2016).
Tidak hanya itu, Agus juga menjelaskan bahwa kinerja sektor manufaktur China pun terpantau melambat. Namun demikian, neraca perdagangan China menunjukkan kondisi yang lebih baik.
"Hal-hal ini terus kita amati dan kita mengantisipasi seperti yang mereka umumkan secara resmi bahwa pertumbuhan ekonomi ke depan akan rata-rata di 6,5 persen. Itu adalah kondisi yang lebih rendah dari yang diperkirakan di 6,8 persen," ujar Agus.
China adalah negara dengan skala ekonomi yang besar. Jika negara tersebut mengalami perlambatan ekonomi maka dapat mempengaruhi jaringan perdagangan Indonesia, termasuk pula keyakinan ekonomi.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.