Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saham yang Ditawarkan Freeport Dianggap Kemahalan, Ini Kata Dirut BEI

Kompas.com - 16/01/2016, 13:55 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama Buarsa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio belum bisa menilai apakah penawaran 10,64 persen saham PT Freeport Indonesia, senilai 1,7 miliar dollar atau Rp 23,67 triliun (kurs 13.900), kemahalan atau tidak.

"Saya enggak tahu itu mahal atau enggak karena belum lihat hasilnya," ujar Tito saat ditemui usai acara Pertemuan Tahunan Pelaku Industri Jasa Keuangan di Hotel Kempinski, Jakarta, Jumat (15/1/2016) malam.

Namun, tutur dia, bila mengacu kepada pernyataan Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli, saham Rp 23,67 triliun itu angka yang murah.

"Berdasar penjelasannya Pak Rizal Ramli, itu murah. Pak Rizal Ramli kan bilang itu (Freeport) cadangan terbesar di dunia lebih besar dari cadangan Amerika, makanya itu murah," kata Tito.

Sebelumya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Mariani Soemarno sangsi, nilai valuasi saham PT Freeport Indonesia sebesar 10,64 persen mencapai 1,7 miliar dollar AS atau setara Rp 23,63 triliun (kurs 13.900).

Rini mengatakan, sejauh ini pihaknya belum berkesempatan untuk membahas lebih jauh rencana pembelian saham Freeport, meski surat pernyataan minat sudah dilayangkan ke Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) jauh-jauh hari.

Sementara itu Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, banyak Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang tertarik membeli saham yang ditawarkan Freeport.

Namun tutur dia, hingga kini pemerintah belum menunjuk BUMN mana yang akan membeli saham tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Whats New
Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Whats New
Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Whats New
Emiten Hotel Rest Area KDTN Bakal Tebar Dividen Rp 1,34 Miliar

Emiten Hotel Rest Area KDTN Bakal Tebar Dividen Rp 1,34 Miliar

Whats New
Keuangan BUMN Farmasi Indofarma Bermasalah, BEI Lakukan Monitoring

Keuangan BUMN Farmasi Indofarma Bermasalah, BEI Lakukan Monitoring

Whats New
Bea Cukai Lelang 30 Royal Enfield, Harga Mulai Rp 39,5 Juta

Bea Cukai Lelang 30 Royal Enfield, Harga Mulai Rp 39,5 Juta

Whats New
Bisnis Alas Kaki Melemah di Awal 2024, Asosiasi Ungkap Penyebabnya

Bisnis Alas Kaki Melemah di Awal 2024, Asosiasi Ungkap Penyebabnya

Whats New
Penuhi Kebutuhan Listrik EBT Masa Depan, PLN Bidik Energi Nuklir hingga Amonia

Penuhi Kebutuhan Listrik EBT Masa Depan, PLN Bidik Energi Nuklir hingga Amonia

Whats New
LPPI Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1-S2, Simak Persyaratannya

LPPI Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1-S2, Simak Persyaratannya

Work Smart
Jadi 'Menkeu' Keluarga, Perempuan Harus Pintar Atur Keuangan

Jadi "Menkeu" Keluarga, Perempuan Harus Pintar Atur Keuangan

Spend Smart
Emiten Perdagangan Aspal SOLA Bakal IPO dengan Harga Perdana Rp 110 Per Saham

Emiten Perdagangan Aspal SOLA Bakal IPO dengan Harga Perdana Rp 110 Per Saham

Whats New
Data Terbaru, Utang Pemerintah Turun Jadi Rp 8.262,10 Triliun

Data Terbaru, Utang Pemerintah Turun Jadi Rp 8.262,10 Triliun

Whats New
Bank Mandiri Genjot Transaksi 'Cross Border' Lewat Aplikasi Livin’

Bank Mandiri Genjot Transaksi "Cross Border" Lewat Aplikasi Livin’

Whats New
Kuartal I Ditopang Pemilu dan Ramadhan, Bagaimana Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ke Depan?

Kuartal I Ditopang Pemilu dan Ramadhan, Bagaimana Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ke Depan?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com