Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk Jahja Setiaatmadja, mengatakan, pihaknya masih menimbang-nimbang untuk melakukan penurunan suku bunga. Hal ini, kata Jahja, akan disesuaikan dengan likuiditas yang dimiliki BCA.
"BI Rate itu sinyal. Ke depan kita lihat likuiditas cukup atau tidak," kata Jahja ketika ditemui pada acara Pertemuan Tahunan Pelaku Industri Jasa Keuangan, Jumat (16/1/2016) malam.
Jahja menuturkan, apabila likuiditas yang dimiliki perseroan mencukupi, maka bisa saja suku bunga deposito diturunkan.
Apabila suku bunga deposito sudah diturunkan, maka BCA bisa menurunkan suku bunga kredit.
Namun, permasalahannya adalah likuiditas BCA maupun industri perbankan tengah mengalami pengetatan. Loan to deposit ratio (LDR) atau rasio kredit terhadap dana pihak ketiga (DPK) yang dimiliki BCA saja meningkat, sehingga perseroan semakin sulit untuk menyalurkan kredit.
"Likuiditas kita makin ketat, LDR saya dari 78 persen naik ke 81 persen, jadi kan likuiditas makin ketat. Industri juga naik ke 90 persen. Biarpun BI Rate turun tapi likuiditas ketat ya bunga susah turun," jelas Jahja.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.