Salah satunya adalah permasalahan kelesuan ekonomi global beberapa tahun ke belakang.
"Soal Ford adalah kombinasi banyak hal, tidak hanya disebabkan oleh satu hal," ujar Aldian, Selasa (26/1/2016).
Pertama, Aldian melihat bahwa Ford terpaksa hengkang dari Indonesia karena menurunnya daya beli masyarakat pada tahun lalu. Hal ini disebabkan oleh kondisi ekonomi yang kurang baik pada 2015.
Salah satu indikatornya adalah jumlah penjualan mobil pada tahun lalu yang menurun.
"Penjualan mobil tahun lalu turun. Desember turun sekitar 7 persen YOY (year-on-year)," ujar Aldian.
Kedua, kelesuan ekonomi global juga bisa pengaruhi pasar Ford. Menurut dia, Ford merupakan industri otomotif yang banyak memproduksi kendaraan double cabin yang kebanyakan digunakan untuk keperluan pada sektor pertambangan.
"Di sini kena juga. Karena ekonomi global, harga global turun, investasi mining sector (sektor pertambangan) turun, permintaan akan produk mereka juga turun," papar Aldian.
Terakhir, dia mengatakan, Ford juga dinilai kalah berkompetisi dengan industri mobil Jepang di Indonesia. Menurut dia, industri mobil Jepang memiliki basis industri yang lebih kuat dari Ford.
"Industri mobil Jepang bisa menggunakan beberapa komponen yang diproduksi di sini sehingga tak perlu impor. Berbeda dengan Ford yang mungkin harus impor semuanya sehingga (berat untuk) bersaing dalam harga," pungkas Aldian.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.